Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAM Jaya Berencana Bangun Dua IPA di Ibu Kota Pakai PMD Rp 324 Miliar

Kompas.com - 14/11/2022, 19:04 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PAM Jaya berencana membangun instalasi pengelolaan air (IPA) di dua lokasi di Ibu Kota, dengan menggunakan penyertaan modal daerah (PMD) dari anggaran pendapatan dan anggaran belanja (APBD) DKI Jakarta tahun anggaran 2023.

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin berujar, salah satu lokasi IPA akan berada di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Menurut dia, PMD yang disediakan sebesar Rp 324 miliar untuk pembangunan dua IPA.

Baca juga: Pemprov DKI Akan Bangun Pengelolaan Air Limbah Berkapasitas 240 Meter Kubik per Hari, Biayanya Rp 8,36 Triliun

"Terakhir ini, kemarin di Badan Anggaran (DPRD DKI), sudah disetujui Rp 324 miliar (untuk pembangunan dua IPA)," papar Arief dalam diskusi yang diselenggarakan di salah satu hotel di Jakarta Pusat, Senin (14/11/2022).

Ia menegaskan, dua IPA itu nantinya akan memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.

Dalam kesempatan itu, Arief mengakui bahwa sejatinya pembangunan dua IPA merupakan proyek multiyears sejak 2020.

Baca juga: Krisis Air Bersih Mencekik Warga Koja Berbulan-bulan hingga Harus Beli Air Sendiri

PAM Jaya, kata dia, sebenarnya telah mengajukan PMD sejak 2020 untuk pembangunan dua IPA tersebut.

Namun, pembangunan kedua IPA itu terhalang perjanjian kerja sama (PKS) PAM Jaya dengan pihak swasta (swastanisasi), yakni Palyja dan Aetra.

Arief mengklaim, lokasi kedua IPA tersebut berada di teritori milik Palyja-Aetra.

"Secara PKS, teritori itu masih milik mereka (Palyja-Aetra) sehingga PAM Jaya tidak bisa masuk untuk melakukan investasi pembangunan itu," tuturnya.

Kemudian, dengan berakhirnya swastanisasi pada awal 2023, PAM Jaya bakal mulai membangun kedua IPA tersebut.

Arief menambahkan, selain untuk membangun kedua IPA itu, PAM Jaya juga bakal menggunakan PMD untuk menginstal kios air di wilayah yang belum memiliki jaringan pipa air bersih.

"Jadi, ada perkampungan yang belum ada pipa, itu kami masuknya melalui kios air," sebutnya.

Di kios tersebut, menurut dia, dua puluh liter air bersih dijual seharga Rp 400.

Sementara itu, dua puluh liter air bersih yang diantarkan ke kediaman waega dijual seharga Rp 1.200.

"Harga air di kios air itu hanya Rp 400 per 20 liter. Kalau diantar, Rp 1.200, ada ongkosnya," ujar Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com