Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Rel Trem Kuno Peninggalan Belanda Ditemukan di Area Proyek Rel MRT...

Kompas.com - 17/11/2022, 06:59 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pembangunan konstruksi MRT Jakarta menemukan potongan rel trem kuno sepanjang 1,4 kilometer di area proyek kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.

Potongan rel trem ini ditemukan di area proyek paket kontrak pembangunan MRT Jakarta fase 2A yang akan membangun Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, dan Stasiun Mangga Besar dengan total jalur sepanjang 1,8 kilometer.

Dikutip dari laman resmi MRT Jakarta, komponen rel trem kuno yang ditemukan terdiri dari batang rel, lempengan penyambung batang rel, bantalan rel, dan batuan ballast.

Baca juga: Bantalan Rel Trem Peninggalan Belanda Terbuat dari Kayu Jati, Masih Kokoh Meski Berumur Seabad

Sementara itu, terdapat enam titik eskavasi ditemukannya rel trem di area pembangunan CP202 dari total delapan titik ekskavasi yang dilakukan.

Keenam titik meliputi di area pembangunan Stasiun Harmoni sebanyak dua titik, area pembangunan Stasiun Sawah besar dua titik, dan area pembangunan Stasiun Mangga Besar dua titik.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim memastikan, temuan rel trem tersebut akan direlokasi dan dilestarikan dengan baik.

Baca juga: Ini Rincian Komponen Temuan Rel Trem di Proyek MRT Jakarta

"PT MRT Jakarta sangat memperhatikan temuan-temuan yang menjadi bagian dari sejarah Jakarta dan berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga bagian dari sejarah tersebut," ujarnya.

Metode penyelamatan temuan rel trem telah disusun oleh PT MRT Jakarta bersama dengan tim ahli arkeologi dan kontraktor pelaksana konstruksi CP202 Shimizu-Adhi Karya.

Adapun metode penyelamatan disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Baca juga: Kadishub DKI Pastikan Temuan Rel Trem Tak Hambat Proyek Pembangunan MRT

"Koordinasi rutin juga dilakukan dengan instansi terkait seperti Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta," ujar Silvia.

Ahli arkeologi yang juga bagian dari tim arkeologi MRT Jakarta, Charunia Arni Listiya, mengatakan rel trem kuno tersebut telah mulai dioperasikan sejak abad ke-18.

Meskipun sudah berusia lebih dari seabad, Charunia mengatakan bantalan rel trem peninggalan Belanda tersebut tetap utuh karena terbuat dari kayu jati.

Baca juga: Rel Trem Peninggalan Zaman Belanda yang Ditemukan di Lokasi Proyek MRT Akan Direlokasi

"Iya ini (kayu) jati, kan keras makanya dia masih kokoh sampai sekarang," kata arkeolog yang akrab disapa Lisa saat dijumpai Kompas.com di lokasi, Rabu (16/11/2022).

Pekerjaan ekskavasi untuk menyelamatkan potongan rel trem kuno berlangsung sekitar tiga pekan. Setelah ekskavasi, temuan akan diekspos selama 2-3 hari untuk keperluan dokumentasi dan pendataan sesuai dengan kaidah ilmu arkeologi.

Setelah itu, tim akan melepas satu demi satu komponen rel trem untuk diangkat dan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara.

Baca juga: Arkeolog: Rel Trem yang Ditemukan di Proyek MRT Tertua di Indonesia, Pertama di Asia

"Berhubung ini asetnya PPD, rel trem itu akan disimpan di pul PPD di daerah Jelambar," jelas Charunia.

(Kompas.com: Ellyvon Pranita | Kompas: Helena Fransisca Nababan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com