Tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash light HP-nya. "Begitu dilihat, langsung teriak takbir, ’allahu akbar’. Ini sudah mayat,” lanjut Hengki.
Begitu keluar kamar, petugas koperasi segera berbicara dengan dua mediator jual beli dan mengajak mereka keluar.
Budianto yang mengetahui petugas koperasi melihat Renny sudah menjadi mayat pun meminta mereka tidak melapor ke warga atau polisi.
Keterangan saksi yang disampaikan Hengki selaras dengan keterangan tetangga rumah yang pernah mencium bau busuk pada pertengahan tahun ini.
Kepada Kompas.com, tetangga rumah keluarga Rudyanto, Tio (58) mengaku pada rentang Maret-April lalu sempat ada bau busuk yang bersumber dari rumah tetangganya yang mengusik lingkungan sekitar.
"Saat itu saya pikir bau bangkai, tapi berminggu-minggu baunya tidak hilang-hilang, ujarnya. Setelah lewat beberapa pekan, lanjut Tio, bau tersebut hilang dengan sendirinya.
Baca juga: Fakta-fakta Baru Kasus Sekeluarga Tewas Misterius di Kalideres
Fakta ini pun turut menjelaskan keberadaan kapur barus yang punya fungsi menyerap baru di rumah keluarga tersebut.
"Waktu kematian Renny ini bisa menjelaskan kenapa kondisi jasad Renny ditemukan mengering pada pertengahan bulan lalu," ujar Hengki.
Jasad keempat anggota keluarga ini hingga kini masih diperiksa petugas laboratorium forensik di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Penyidik telah memegang sejumlah bukti dan petunjuk, mulai dari hasil otopsi keempat jasad, barang-barang di tempat kejadian perkara, keterangan para saksi, hingga jejak digital pada ponsel mereka.
Baca juga: Dugaan Pencurian Terpatahkan, Barang-barang Sekeluarga Tewas di Kalideres Ternyata Dijual
Temuan-temuan tersebut nantinya dirangkai dan dicocokkan satu sama lain sehingga diharapkan dapat menyingkap misteri yang masih menyelimuti kasus ini.
Untuk merangkai segala temuan itu agar mengarah pada kesimpulan kasus, penyidik menggandeng sejumlah ahli di bidang medical forensik kolegal, patologi anatomi, toksikologi, dan DNA.
(Penulis: Tria Sutrisna, Mita Amalia Hapsari/Editor: Ambaranie Nadia Kemala Monavita, Ihsanuddin, Irfan Maulana, Rachmat Nurhakim)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.