Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Premanisme Ormas di Kosambi Tangerang, Bikin Resah dan Hambat Pembangunan

Kompas.com - 23/11/2022, 08:28 WIB
Ellyvon Pranita,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com- Aksi premanisme masih menjadi momok yang meresahkan warga Desa Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Aksi premanisme itu dilakukan oknum organisasi masyarakat (ormas) dengan meminta uang kepada warga yang tengah mendirikan suatu bangunan.

Oknum ormas itu tak hanya menyasar proyek-proyek besar, namun juga proyek pembangunan skala kecil yang dikerjakan warga.

Sudah 3 tahun

Aksi premanisme ini dikeluhkan oleh Agus (30) warga sekitar.

Menurut Agus, aksi ini sudah mulai ramai sejak tiga tahun lalu, ada saja oknum-oknum ormas setempat yang melakukan tindak pungutan liar terhadap warga ini.

"Jadi oknum-oknum itu pada merasa diri mereka itu bagian daripada (pihak keamanan) itu, (minta) japrem (jatah preman) lah kan pungli," ujar Agus kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: Sederet Fakta Ormas Palak Pekerja Proyek Jembatan Dadap Tangerang...

Jatah preman berkedok pungutan liar dengan dalih biaya keamanan di daerah tersebut sudah sering kali terjadi.

Pungli semua jenis pembangunan

Tidak hanya pada proyek-proyek swasta, tetapi proyek pemerintah dan bangunan milik pribadi warga juga tidak luput dari aksi premanisme oknum-oknum ormas tersebut.

Tindakan premanisme yang dilakukan oknum ormas tersebut telah menghambat pembangunan di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

"Bangunan rumah aja masih didatangi (diminta uang keamanan). Kandang ayam buat pribadi didatangin," ujar Agus.

Baca juga: Oknum Ormas di Kosambi Sering Minta Jatah, Warga: Bikin Kandang Ayam Saja Didatangi

Bahkan untuk pembuatan atau pembangunan kandang ayam milik pribadi pun, mereka diminta uang keamanan sebesar Rp 1.000.000.

Selama ini, warga yang tidak ingin terjadi keributan dan menyelamatkan diri, hanya bersikap pasrah lalu membayar jatah preman tersebut .

Ada 6 ormas

Ada sekitar enam ormas yang beraktivitas di kawasan tersebut.

Warga menduga semua ormas tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, meskipun warga tidak begitu mengetahui apakah oknum yang bertindak meminta uang pembangunan adalah perintah ormas ataupun bukan.

"Ormas ini ada 6, oknum itu dari 6 ormas, yang pasti masyarakat sudah resah dengan oknum oknum yang menamakan ormas," ucap Memed saat dihubungi terpisah.

Baca juga: Resah Ormas Kerap Minta Jatah, Warga Kosambi: Proyek Pemda Saja Disetop, Apalagi yang Bukan

Bingung untuk melapor

Kegiatan pungutan liar terhadap warga ini sudah berlangsung lama, tetapi masyarakat masih belum tahu harus mengadu ke mana.

Menurut Agus, mereka ingin sekali mengadukan keresahan mereka ini kepada pihak berwajib, tetapi belum pernah ada tindakan yang menjerakan para oknum tersebut.

"Sudah lama, kadang-kadang kita juga kan masyarakat mau ngadu ke mana, mau ngadu ke pihak berwajib, ya kadang-kadang kan ibaratnya pihak berwajib juga males ya untuk menindak mereka (oknum ormas tersebut)," tuturnya.

Agus menceritakan, saat ada pihak yang berusaha melawan tindakan oknum tersebut, justru pihak itu menerima teror dari oknum ormas yang bersangkutan.

Menghambat pembangunan

Keresahan ini juga disampaikan oleh salah satu tokoh setempat, Memed (40) nama panggilan.

Memed mengatakan, tindakan pemalakan pembangunan tersebut selain meresahkan warga juga membuat masyarakat malas mendirikan bangunan apapun karena takut.

"Iya bagaimana mereka mau membangun, proyek pemda aja proyek negara aja dia berani stop, bagaimana proyek non-pemda," ucap dia.

Baca juga: 3 Anggota Ormas Minta Rp 22 Juta ke Pekerja Proyek Jembatan Dadap, Alasannya untuk Keamanan

Pasalnya, tindakan premanisme berkedok pungutan liar dengan dalih "uang keamanan" itu juga terjadi pada proyek renovasi pembangunan Jembatan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Beberapa waktu lalu, tiga oknum dari dua ormas kedapatan telah melakukan aksi premanisme tersebut kepada pekerja proyek renovasi Jembatan Dadap.

Pelaku meminta sejumlah uang dengan alasan "uang keamanan" selama proyek berlangsung, dengan total Rp 22 juta.

Ketiga pelaku itu pun telah ditangkap pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com