Mendiang Yayu Ruliah Sutodiwirdjo, istri Yani, ingin suaminya dikenang bangsa ini sebagai Pahlawan Revolusi, tanpa mengharap imbal balik dari pemerintah.
Keluarga Yani membeli rumah di seberang bekas kediaman mereka tersebut yang lalu dijual kembali setelah Yayu meninggal pada 1991.
Bekas kediaman pribadi Yani dan keluarga menjadi museum dengan nama Sasmita Loka Pahlawan Revolusi A Yani
Museum ini diresmikan Ketua Presidium Kabinet Ampera/Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto (presiden kedua RI) pada Sabtu, 1 Oktober 1966.
Rumah ini terdiri atas sembilan ruang, yaitu ruang ajudan, ruang tunggu tamu, ruang tamu khusus, ruang santai, ruang makan, ruang tidur Yani beserta istri, dua ruang tidur putra-putri Yani, serta ruang tamu belakang.
Baca juga: Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani Dipenuhi Pengunjung
Seluruh bagian rumah berusaha dipertahankan. Rumah ini memiliki ubin ukuran 20 cm x 20 cm serta teralis jendela berbentuk belah ketupat.
Sofa-sofa, kursi, meja, juga masih asli dari zaman keluarga Yani tinggal di sana.
Dari kamar yang biasa digunakan Yani beristirahat. Di dalamnya terdapat satu senapan semiotomatis Thompson yang digunakan anggota Resimen Tjakrabirawa untuk memberondong Yani, lengkap dengan pelurunya.
Ada 7 selongsong peluru, 3 proyektil peluru rusak, dan 7 peluru aktif yang masih tersisa dalam magasin senapan. ”Dua proyektil ditemukan dalam tubuh Bapak,” katanya.
Selain itu, benda koleksi di dalam kamar adalah baju yang digunakan Yayu untuk mengepel ceceran darah di lantai seusai penembakan Yani.
Baca juga: Berkunjung ke Rumah Jenderal Ahmad Yani di Purworejo, Masih Terawat hingga Kini
Ada pula uang Rp 123.000 (12 lembar uang Rp 10.000 dan 3 lembar pecahan Rp 1.000) yang merupakan gaji terakhir Yani.
Ruang makan rumah Yani juga titik bersejarah. Di sini, Yani jatuh tersungkur di sebelah meja makan, dekat dengan pintu yang menghubungkan ruang makan dengan lorong menuju pintu masuk belakang.
Sebagai perawat ingatan, di titik jatuhnya pria kelahiran Purworejo, 19 Juni 1922, itu prasasti dipasang pada 1 Januari 1970 bertuliskan:
“DI SINILAH GUGURNJA PAHLAWAN REVOLUSI DJENDERAL TNI A YANI PADA TANGGAL 1 OKTOBER 1965 DJAM 04.35”.
(Kompas.com: Nibras Nada Nailufar, Nabila Ramadhian | Kompas: J Galuh Bimantara)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.