JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pedagang di kawasan Danau Sunter, Jakarta Utara bernama Yani (50) menyebut kejadian orang tenggelam di sana beberapa kali terjadi. Terbaru, Umay Yazid (11) ditemukan tewas setelah tenggelam di sana pada Kamis (24/11/2022) siang.
Yani sendiri tak mengetahui jumlah pasti korban yang tenggelam dan tewas di Danau Sunter.
Namun, sepengetahuannya sudah ada tiga kali kejadian serupa yang mana kebanyakan dari mereka ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Baca juga: Kondisi Danau Sunter Usai Bocah Tewas Tenggelam, Tak Ada Lagi yang Berenang
"Enggak sering sih, pernah ada beberapa kali di sini orang tenggelam. Sebelumnya ada yang meninggal tapi enggak terlalu ramai beritanya," ucap Yani saat ditemui Kompas.com di Danau Sunter, Jumat (25/11/2022).
"Kalau tenggelam di sini pasti meninggal soalnya dalem. Ada lah kedalaman 8 meter," lanjut dia.
Dia berujar sebelum Umay tewas karena tenggelam, Danau Sunter juga pernah memakan korban jiwa sekitar tahun 2019.
Kala itu, korban tenggelam pada pukul 17.00 WIB dan ditemukan mengapung keesokan harinya yakni pada pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Bocah yang Tenggelam di Danau Sunter Ditemukan 10 Meter dari Lokasi Berenang
Menurut Yani, Danau Sunter kerap kali dimanfaatkan anak-anak sekitar untuk berenang. Padahal, mereka sudah dilarang oleh para pedagang tetapi peringatan itu tak pernah diindahkan.
"Banyak anak-anak suka berenang di sini, kalau dibilangin pada ngeyel. Dibilangin kita-kita pedagang, dibikagin yang mancing jangan berenang," ucap Yani.
Biasanya, kata dia, anak-anak SD hingga SMP sering kali berenang di danau selepas mereka pulang sekolah.
Danau Sunter sejatinya digunakan oleh para atlet, untuk berlatih ski air. Mereka berlatih sesuai jadwal, di kawasan tersebut.
Baca juga: Bocah yang Tenggelam di Danau Sunter Ditemukan Meninggal
"Ini kan danau bukan buat orang mandi sembarangan, ini untuk atlet. Tapi memang kami sudah sering ngomong, jangan main di sana," kata petugas pengamanan ski air yang akrab disapa Ambon.
Menurut dia, rambu untuk melarang masyarakat bermain di dalam air sesungguhnya pernah terpasang. Namun, plang tersebut akhirnya dirusak oleh anak-anak.
"Sudah dibikin tanda peringatan, sama saja. Dulu di bagian ujung ada, anak-anak ini ngebuang ke danau," jelas Ambon.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.