Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budyanto Paman Keluarga Kalideres Disebut Berpola Pikir Tak Lazim dan Tertarik Pada Klenik Sejak SMA

Kompas.com - 09/12/2022, 18:08 WIB
Tria Sutrisna,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mengungkap Budyanto Gunawan (69), salah satu anggota keluarga yang ditemukan tewas di kediaman mereka di Kalideres, punya pola pikir tak lazim serta ketertarikan pada dunia perdukunan sejak SMA.

Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia Reni Kusumowardhani juga mengungkapkan hasil otopsi psikologis terhadap Budyanto menunjukkan bahwa ia memiliki tingkah laku dan cara berpikir yang tidak lazim, tidak seperti manusia pada umumnya.

"(Budyanto) menyukai hal-hal yang bersifat klenik, perdukunan, dan memiliki guru spiritual. Hal ini sudah sejak SMA," ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12/2022).

Alih-alih mencari pengobatan medis, lanjut Reni, Budyanto memilih mencari cara-cara alternatif untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga.

Baca juga: Dokter Forensik Ungkap Penyakit yang Diidap Anggota Keluarga yang Tewas di Kalideres, Dian Sakit Radang Paru-paru

Selain itu, ia pun kerap melakukan kegiatan yang berbau klenik sebagai upaya memperbaiki atau meningkatkan taraf kehidupannya, termasuk dalam hal finansial.

"Hal ini kemudian dijadikan sebuah harapan untuk memperbaiki kesehatan dan kehidupan keluarga dengan cara yang diyakininya," kata Reni.

"Namun ternyata harapannya tidak kunjung datang sehingga ada pergeseran dari situasi hope (penuh harapan) ke situasi hopeless (putus asa)," lanjut Reni.

Diberitakan sebelumnya, kepolisian menemukan sejumlah barang bukti yang mengarahkan bahwa salah satu anggota keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres kerap melakukan ritual tertentu.

Baca juga: Dokter Forensik Ungkap Penyakit yang Diidap Anggota Keluarga yang Tewas di Kalideres, Dian Sakit Radang Paru-paru

Barang bukti tersebut di antaranya adalah buku mantra, kemenyan, serta klentingan mungil atau buli-buli.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, Budyanto adalah sosok yang memengaruhi tiga anggota keluarga lainnya untuk menerapkan ritual kepercayaan tersebut.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga," ujar Hengki.

Kematian wajar

Hasil otopsi psikologis melalui perilaku dan pola kepribadian juga mengungkapkan bahwa Budyanto meninggal karena penyebab wajar, baik itu karena faktor usia atau penyakit.

Baca juga: Meski Ada Temuan Mantra Tertulis, Keluarga yang Tewas di Kalideres Dipastikan Tak Ikut Sekte Mana pun

Reni mengatakan ditemukan indikasi secara kuat kematian wajar karena usia, atau mungkin sakit, terkait situasi pandemi atau mungkin penyakit lainnya.

Hal tersebut juga relevan dengan hasil pemeriksaan dokter forensik yang menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan yang menjadi penyebab kematian Budyanto.

"Intinya Bapak Budyanto meninggal dalam kondisi ketidakberdayaan. serta tidak ada sumber daya finansial yang tidak mungkin diakses," ujar Reni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com