Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Lengkap Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Dian Terpuruk dan Meninggal Terakhir

Kompas.com - 10/12/2022, 09:56 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Jasad Budyanto ditemukan dalam keadaan basah, telentang dengan kepala menyender pada sofa di ruang tengah.

Sedangkan jasad Rudyanto ditemukan dalam keadaan kering di kamar belakang.

Perkiraan waktu kematian

Pada 13 Mei 2022, tiga orang pegawai koperasi mendatangi rumah tersebut, lantaran Dian dan Budi hendak menggadaikan rumah itu.

Baca juga: Pakar Psikologi Forensik Ungkap Sosok Dian yang Tewas di Kalideres, Sangat Bergantung pada Ibunya
Saat itu lah, salah satu pegawai tanpa sengaja melihat jasad Reni Margaretha Gunawan di dalam kamar. Namun, ia tidak melaporkan kejadian itu ke polisi akibat permintaan Budyanto.

"Ada kata-kata dari Budiyanto. Apabila dilaporkan kepada pihak kepolisian dan RT, kita berdua akan menyusul mati," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Jumat (9/12/2022).

Saat itu, pegawai koperasi mengaku tidak melihat keberadaan Rudyanto. Mereka hanya bertemu Dian dan Budi saja.

Ketua Apsifor Reni Kusumowardhani menduga, Margaretha meninggal pada Mei 2022, sedangkan Rudyanto, meninggal sebelum itu.

"Ada penarikan dana besar pada akhir Januari ke Februari 2022, tetangga juga merasakan bau bangkai. Maret, broker rumah bertemu Margaretha, ia diduga meninggal Mei," kata Reni, dalam konferensi pers pengungkapan kasus itu, Jumat.

Selain itu, ia juga menduga adanya kematian lain pada Oktober 2022. Hal itu berdasarkan kalender di rumah yang ditandai seperti kultur keluarga China.

"Ada barang bukti kalender di belakang rumah yang tertanda pada 4 atau 5 Oktober 2022. Sedangkan, kalender di kamar depan itu 22 Oktober," kata Reni.

Selain itu, ia juga menilai Dian meninggal terakhir lantaran kondisi rumah yang bersih dan pintu kamar Dian yang terkunci dari dalam.

"Sehingga kami tarik kesimpulannya, berdasarkan barang bukti, TKP, karakter, dan kebiasaan perilaku masing-masing, maka urutan kematian diperkirakan Rudyanto pertama, lalu Renny Margaretha, lalu Budyanto, baru Dian," jelas dia.

Sementara, Dokter Forensik Asri M. Pralebda, mengungkap penyebab kematian keempatnya wajar lantaran penyakit.

"Urutan kematian sebagai berikut. Pertama Rudyanto akibat permasalahan saluran cerna. Kedua Reni Margaretha Gunawan karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto karena serangan jantung, dan terakhir Dian disebabkan oleh gangguan pernapasan," kata Asri di konferensi yang sama, Jumat.

Hidup bersama mayat

Setelah kematian Rudyanto dan Margaretha, Dian dan Budyanto hidup bersama kedua mayat tersebut di dalam rumah.


Psikolog Forensik, Reni menduga keduanya tak dimakamkan karena terkendala tabungan yang sedikit.

"Karena kondisi keuangan menipis, uang yang ada, dibutuhkan untuk menghidupi dua orang yang tersisa yakni Dian dan Budi," kata Reni.

Di samping itu, para ahli menilai Dian mengalami situasi pathological grieving. Dian dianggap membangun suatu keyakinan seolah-olah ibunya masih hidup.

"Ada situasi denial anaknya, Dian, dalam bentuk pathological grieving. Dian membangun suatu keyakinan seolah-olah ibunya masih hidup. Jenazah Renny diperlakukan seperti orang yang masih hidup, dirawat, dibersihkan," jelas dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com