Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas Pasien Covid-19 di Jakarta Meninggal Dunia karena Telat PCR

Kompas.com - 12/12/2022, 13:19 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan mayoritas kasus Covid-19 berujung meninggal dunia di rumah sakit (RS) karena telat terdiagnosis.

Selain karena telat terdiagnosis, kebanyakan pasien Covid-19 ini disebut telat melakukan tes PCR.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama berujar, jarak antara pasien dinyatakan positif Covid-19 dengan waktu meninggal dunia sekitar 4-6 hari.

"Mayoritas kasus positif covid-19 yang meninggal di RS karena terlambat terdiagnosis dan terlambat dilakukan PCR," ucapnya kepada awak media, Senin (12/12/2022).

Baca juga: Ada Vaksinasi Covid-19 Malam Hari di Jakarta, Tersedia di 44 Puskesmas Ini

"Jarak terdiagnosis sampai dengan meninggal rata-rata 4-6 hari. Ini data kematian DKI Jakarta (pada) Juli-Desember 2022," sambung dia.

Ngabila menegaskan, untuk menghindari kematian karena telat ditangani, warga berusia 40 tahun ke atas harus segera melakukan tes antigen atau PCR saat bergejala batuk atau pilek.

Hal ini juga berlaku untuk warga lanjut usia atau 60 tahun ke atas.

Selain tes antigen atau PCR sebagai deteksi dini, menurut Ngabila, warga juga harus segera melakukan vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 Dosis 1, 2, 3 dan 4 di Bintaro Plaza Pekan Ini

Ia mengingatkan, lansia kini sudah bisa menerima vaksinasi Covid-19 dosis keempat.

"Satu bulan dari dinyatakan sembuh Covid-19 dan sudah berjarak minimal enam bulan dari dosis ketiga, lansia sudah bisa divaksin keempat," tuturnya.

Dinkes DKI, lanjut Ngabila, kini berupaya mencegah adanya masyarakat yang meninggal karena Covid-19.

Ia menyebut, terdapat beberapa merek vaksinasi Covid-19 yang tersedia bagi warga berusia 12 tahun ke atas.

Beberapa merek vaksinasi Covid-19 itu adalah Pfizer, Zifivax, dan Indovac.

Ngabila pun meminta warga agar tidak memilih vaksinasi Covid-19 merek tertentu.

"Mari segera lengkapi vaksinasi untuk bertahan hidup. Jangan pilih-pilih merk vaksin, semua merk aman, sehat, bermanfaat, berkualitas," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com