Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, Ini 10 Jenis Komorbid Paling Banyak Sebabkan Kematian akibat Covid-19 di Jakarta

Kompas.com - 20/12/2022, 14:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kematian akibat infeksi Covid-19 di Jakarta masih terus terjadi. Sebagian besar korbannya adalah mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Hal ini disampaikan Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama kepada Kompas.com, Selasa (20/12/2022).

Ngabila menjelaskan pengaruh komorbid dalam meningkatkan risiko kematian pasien yang terinfeksi virus corona terlihat jelas berdasarkan data kematian akibat COVID-19 sepanjang 2022 di Jakarta.

Baca juga: Jakarta Catat 27 Kematian akibat Covid-19 dalam Seminggu, Epidemiolog: Jangan Lalai

Berdasarkan data tersebut, ditemukan 190 pasien non-lansia meninggal dunia dan 344 lainnya adalah lansia berusia 60 tahun ke atas.

“(Ada) 93 persen yang meninggal (akibat Covid-19) usia 40 tahun ke atas, dan 90 persen yang meninggal (usia 40 tahun ke atas) itu dipastikan memiliki komorbid,” ujar Ngabila.

Adapun proporsi komorbid pada pasien meninggal dunia dengan Covid-19 di Jakarta sebagai berikut:

1. Diabetes mellitus (15 persen)

2. Hipertensi (15 persen)

3. Gagal ginjal kronis (13 persen)

4. Tuberkulosis (11 persen)

5. Penyakit jantung (10 persen)

Baca juga: ITAGI: Lansia Harus Kontrol Penyakit Komorbid Sebelum Vaksinasi Covid-19

6. Kanker (9 persen)

7. Gangguan hati kronis (5 persen)

8. Stroke (5 persen)

9. Penyakit paru obstruktif kronis/PPOK (2 persen)

10. HIV/AIDS (2 persen)

“Usia di atas 40 tahun, lansia di atas 60 tahun, orang dengan 1 komorbid atau lebih memiliki peluang tinggi untuk meninggal karena Covid-19,” jelasnya.

Hanya 9 persen pasien meninggal dunia dengan Covid-19 tidak memiliki riwayat komorbid atau tidak diketahui sebelumnya, dan 4 persen tidak ada data.

Baca juga: Wamenkes: 50 Persen Pasien Covid-19 Meninggal adalah Lansia Punya Komorbid

Oleh karena itu, Ngabila menegaskan, upaya yang bisa dilakukan semua pihak saat ini adalah meningkatkan kesadaran patuh protokol kesehatan dan yang terpenting adalah vaksinasi Covid-19.

“Dari data DKI Jakarta sepanjang tahun 2022, semakin lengkap vaksinasi tingkat perlindungan dan mencegah keparahan, serta kematian semakin tinggi,” tegasnya.

Selain itu, upayakan untuk selalu patuh dan disiplin protokol kesehatan di mana pun berada, guna menjaga diri sendiri dan orang-orang lain di sekitar kita dari risiko penularan Covid-19.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kritik Aturan Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-NasDem : Itu Renggut Hak Rakyat

Kritik Aturan Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-NasDem : Itu Renggut Hak Rakyat

Megapolitan
Lahan Kantor Desa Setiamekar Diduga Bersengketa, Pemilik Sah Masih Menanti Eksekusi

Lahan Kantor Desa Setiamekar Diduga Bersengketa, Pemilik Sah Masih Menanti Eksekusi

Megapolitan
Tak Revisi Naskah Meski Dilarang Bicara Politik di Pentas Teater, Butet: Kalau Dianggap Melanggar, Silakan Tangkap

Tak Revisi Naskah Meski Dilarang Bicara Politik di Pentas Teater, Butet: Kalau Dianggap Melanggar, Silakan Tangkap

Megapolitan
Terkendala Curah Hujan, Proyek Jembatan Mampang Ditargetkan Baru Rampung Akhir Desember 2023

Terkendala Curah Hujan, Proyek Jembatan Mampang Ditargetkan Baru Rampung Akhir Desember 2023

Megapolitan
Tak Ubah Naskah meski Dilarang Bicara Politik di Pentas Teater, Butet: Panggung Kami Isinya Parodi Satire

Tak Ubah Naskah meski Dilarang Bicara Politik di Pentas Teater, Butet: Panggung Kami Isinya Parodi Satire

Megapolitan
Mal Pelayanan Publik Kota Depok Ditargetkan Rampung Bulan Ini, Beroperasi Januari 2024

Mal Pelayanan Publik Kota Depok Ditargetkan Rampung Bulan Ini, Beroperasi Januari 2024

Megapolitan
Saat Aiman Diperiksa 5,5 Jam soal Pernyataan Oknum Polisi Tak Netral pada Pemilu 2024...

Saat Aiman Diperiksa 5,5 Jam soal Pernyataan Oknum Polisi Tak Netral pada Pemilu 2024...

Megapolitan
DPRD Minta Pemprov DKI Tambah Stok Cabai untuk Tekan Kenaikan Harga

DPRD Minta Pemprov DKI Tambah Stok Cabai untuk Tekan Kenaikan Harga

Megapolitan
Kapolda Metro Jaya Rotasi 304 Perwira, Ada Kasat Reskrim dan Kapolsek

Kapolda Metro Jaya Rotasi 304 Perwira, Ada Kasat Reskrim dan Kapolsek

Megapolitan
Mengaku Dilarang Bicara Politik di Pentas Teater, Butet: Selama 41 Kali, Baru Kali Ini Terjadi

Mengaku Dilarang Bicara Politik di Pentas Teater, Butet: Selama 41 Kali, Baru Kali Ini Terjadi

Megapolitan
Anak di Jakarta Terinfeksi 'Mycoplasma Pneumoniae', Dinkes DKI Minta Warga Tak Panik

Anak di Jakarta Terinfeksi "Mycoplasma Pneumoniae", Dinkes DKI Minta Warga Tak Panik

Megapolitan
Dinkes DKI Temukan Anak di Jakarta Terinfeksi 'Mycoplasma Pneumoniae'

Dinkes DKI Temukan Anak di Jakarta Terinfeksi "Mycoplasma Pneumoniae"

Megapolitan
Pemberangkatan Diperketat, Jemaah Haji di Jakarta Diimbau Mulai Periksa Kesehatan

Pemberangkatan Diperketat, Jemaah Haji di Jakarta Diimbau Mulai Periksa Kesehatan

Megapolitan
Harga Cabai Melonjak Jelang Natal, Pemprov DKI Diminta Gelar Operasi Pasar

Harga Cabai Melonjak Jelang Natal, Pemprov DKI Diminta Gelar Operasi Pasar

Megapolitan
Kaget Jali Bakar Istrinya Hidup-hidup, Tetangga: Dia Orangnya Baik

Kaget Jali Bakar Istrinya Hidup-hidup, Tetangga: Dia Orangnya Baik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com