Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Tak Berujung Penculikan Malika, Pelaku Diduga Pemulung yang Punya Banyak Identitas

Kompas.com - 23/12/2022, 06:10 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah dua pekan, teka-teki keberadaan gadis kecil bernama Malika (6) yang hilang diculik seseorang berinisial Y belum juga ada titik terang.

Malika diketahui dibawa kabar sejak 7 Desember 2022 di kawasan Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak keluarga belum membuahkan hasil.

Kepolisian pun masih kesulitan untuk mengidentifikasi keberadaan Malika. Terakhir, kamera CCTV mendeteksi Malika dibawa penculiknya dengan bajaj pada hari kejadian.

Baca juga: Yang Sudah Dilakukan Polisi untuk Mencari Malika Korban Penculikan...

Diduga dibawa kabur oleh pemulung

Hal itu disampaikan Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar (Kombes) Komarudin mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan dan penelusuran identitas, pelaku diduga seorang pemulung.

"Ada warga sekitar lokasi yang mengatakan bahwa terduga pelaku beberapa kali juga sempat ngambil barang bekas di tempatnya," ujar Komarudin saat dihubungi, Kamis (22/12/2022).

Berdasarkan keterangan itu, kata Komarudin, tim penyidik gabungan sudah menelusuri sejumlah pangkalan, atau tempat berkumpulnya para pemulung di sepanjang Jalan Gunung Sahari.

Namun, tidak ada satupun pihak yang mengetahui secara pasti identitas pelaku maupun tempat tinggalnya. Sebab, pelaku diketahui kerap berpindah-pindah dan tidur disembarang tempat.

Baca juga: Memburu Jejak Terakhir Penculikan Malika, Tak Pernah Kembali Setelah Pamit Membeli Fried Chicken

"Di sepanjang Gunung Sahari Jakarta Pusat sampai ke wilayah Jakarta Utara pun saat ini tim masih menyusuri. Sekarang masih nihil, kami baru dapat ciri-ciri gerobak yang sering digunakan," kata Komarudin.

Identitas pelaku berbeda-beda

Polisi menduga pelaku penculikan gadis kecil Malika Anastasya (6) di Jalan Gunung Sahari 7A, Sawah Besar, Jakarta Pusat, memiliki identitas yang berbeda-beda di sejumlah tempat.

"Keterangannya dari nama saja berbeda-beda. Beberapa orang yang kami interogasi, namanya berbeda. Ada yang mengatakan inisial Y ada yang mengatakan inisial H," ujar Komarudin.

Pelaku juga diketahui tidak memiliki tempat tinggal tetap dan kerap berpindah-pindah.

"Sementara ini informasinya memang dia tidak punya tempat tinggal tetap. Termasuk beberapa interogasi, dia terkadang tidur di beberapa tempat dan tidak punya tempat tinggal tetap," pungkasnya.

Baca juga: Polisi Sebut Jejak Terakhir Penculikan Malika Ada di Stasiun Kota

Pelaku kerap berkunjung sebelum kejadian

Pelaku penculikan Malika disebut kerap bolak-balik mengunjungi kedai kopi keluarga korban dalam dua bulan terakhir. Namun, orangtua korban tidak mengenal pelaku secara spesifik.

Keluarga korban mengenali wajah pelaku berinisial Y karena yang bersangkutan cukup sering berkunjung ke kedai kopi milik mereka.

"Orangtua korban pun itu hanya tahu nya atau kenal karena sering datang ngopi di kedainya," ujar Komarudin.

Adapun Kapolsek Sawah Besar Kompol Patar Mula Bona juga menyatakan bahwa pelaku cukup sering berkunjung ke kedai kopi keluarga korban dalam dua bulan terakhir.

Baca juga: Polisi Kerja Sama dengan Dukcapil untuk Ungkap Identitas Penculik Malika di Gunung Sahari

"Yang bersangkutan sering datang atau main ke kedai kopi mereka dalam dua bulan terakhir menurut keterangan dari pihak keluarga korban. Jadi sudah mengenal secara muka," kata Bona.

Hingga kini, tim penyidik gabungan masih terus menyelidiki kasus penculikan tersebut dan mencari keberadaan pelaku beserta korban.

(Penulis: Tria Sutrisna | Editor: Ihsanuddin, Irfan Maullana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com