Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Telah Tabur 32 Ton Garam Cegah Cuaca Ekstrem di Jabodetabek Selama Natal dan Tahun Baru

Kompas.com - 02/01/2023, 17:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Selama cuaca ekstrem saat libur Natal 2022 dan tahun baru 2023, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan sejumlah stakeholder telah menaburkan 32 ton garam (NaCL) untuk mencegah curah hujan akibat cuaca ekstrem.


"Per hari ini bahan semai yang terpakai (NaCL/garam) mencapai 32.000 kilogram (32 ton) dan sisa 8.000 kilogram," ujar Koordinator Laboratorium Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BRIN, Budi Harsoyo kepada Kompas.com, Senin (2/1/2023).

Operasi TMC merupakan hasil kolaborasi BRIN bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Basan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI Angkatan Udara, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Kementerian Perhubungan.

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Penusukan Saat Pesta Miras Malam Tahun Baru di Tanah Abang

Puluhan ton garam itu disemai menggunakan dua pesawat yaitu Pesawat Cassa 212 dan CN 295 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

Aktivitas penaburan garam atau disebut juga dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini dilakukan sejak 26 Desember 2022-2 Januari 2022.

Sampai petang ini pukul 16.00 WIB, BRIN melalui pesawat Casa 212 telah menerbangkan dan menabur garam di tiga daerah atau lokasi seeding bahan semai.

"Sorti (realisasi penerbangan untuk seeding garam) 4 sedang persiapan, rencana akan diarahkan kembali ke area pesisir pantai utara di wilayah Jawa Tengah," ujarnya.

Penaburan puluhan ton garam ini dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Jawa Barat dan sekitarnya.

Baca juga: Hanya 1 Km dari Istana Negara, Sumur Resapan di Batu Ceper Raya Tak Efektif dan Berkondisi Mengenaskan

Puluhan ton garam itu merupakan bahan penyemaian yang digunakan oleh BRIN untuk mencegah terjadinya cuaca ekstrem di lingkungan masyarakat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, puluhan ton garam tersebut ditabur di langit wilayah agar pertumbuhan awan-awan yang membawa hujan tidak turun di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.

"Garam-garam disebar dengan teknik penyebaran yang dilakukan secara manual pada koordinat yang telah ditentukan. Dengan begitu, hujan diturunkan di wilayah laut sehingga tidak sempat masuk daratan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com