Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Seto Mulyadi
Ketua Umum LPAI

Ketua Umum LPAI; Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma; Mantan Anggota Balai Pertimbangan Pemasyarakatan Kemenkumham RI

Maafkan Kami, Malika

Kompas.com - 06/01/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TULISAN ini ingin saya awali dengan ajakan kepada semua pihak untuk bersama-sama menyadari kegagalan kita dalam menjaga anak-anak seperti Malika.

Andai kita—termasuk saya—lebih hirau dan lebih bernyali untuk bertanya, sangat mungkin Malika tidak harus menderita dalam malam-malam mencekam selama puluhan hari terpisah dari ayah bunda, menggelandang bersama orang asing yang menjahatinya.

Hanya satu pertanyaan yang saat itu berpotensi menyelamatkan Malika, “Kamu siapanya Malika?”, yang kita ajukan dengan perasaan sangsi ke pemulung yang menculik Malika itu.

Keengganan, kemalasan, bahkan ketidakacuhan kita untuk bertanya itu terjelaskan oleh Teori Efek Orang Lalu-Lalang (Bystander Effect Theory).

Teori ini sesungguhnya menyajikan potret mengerikan tentang keseharian kita. Bahwa, kejahatan justru mudah terjadi di lingkungan yang ramai.

Semakin ramai orang berada di titik tertentu, semakin kencang pula bola tanggung jawab itu terpantul kesana kemari.

Konkretnya, orang satu sama lain tidak saling peduli, tidak ada hasrat untuk membantu, karena seolah yakin bahwa orang lain di tempat itu akan memberikan kepedulian dan pertolongan.

Hasilnya, saat semua kepala saat itu memiliki pemikiran yang sama, maka praktis sesungguhnya tidak akan ada satu orang pun yang berinisiatif memikul tanggung jawab untuk menjadi penolong. Semua orang seolah abai, berlepas tangan.

Jadi, seberapa relevankan sesungguhnya hari ini kita masih memberikan wejangan ‘Nak, hindari tempat sepi’?

Entah sudah berapa kali saya kemukakan hal ini. Begitu seringnya, boleh jadi kini dianggap klise, yaitu memang dibutuhkan orang sekampung untuk menjaga anak-anak.

Orang sekampung itu yang perlu dihimpun dalam satgas perlindungan anak tingkat rukun tetangga.

Satgas tersebut bertugas untuk menumbuhkan keguyuban antarwarga yang dibutuhkan untuk mengenal seluruh anak dan sanak keluarga mereka di RT yang bersangkutan.

Dengan keguyuban semacam demikian, dibangun tembok imajiner bahwa anak-anak hanya boleh bermain di dalam lingkungan RT tersebut.

Begitu ada orang asing yang masuk ke lingkungan itu, dan mencoba menggandeng anak yang merupakan bagian dari RT tersebut, warga akan tergerak untuk bertanya pada sang anak dan sosok penggandengnya.

Begitu pula ketika dijumpai anak yang bermain di luar wilayah RT-nya, warga akan mengingatkan sang anak (dan orangtuanya) agar secepatnya segera kembali ke zona RT-nya. Demikian gambaran sederhananya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com