Saat itu, dirinya mengaku terkejut bahwa ada warganya yang dilaporkan menghilang.
"Saya tahu (Ecky hilang) dari media sosial. Tiba-tiba ada laporan warga sini hilang. Saya enggak tahu awalnya," ujar Suganda.
Setelah laporan orang hilang itu bergulir, Suganda kembali terkejut saat mengetahui Ecky adalah pelaku mutilasi.
"Selang beberapa hari, ternyata ini benar (ada orang hilang). Lho, saya kaget, kok yang awalnya berita kehilangan, jadinya seperti ini. RT juga enggak tahu, laporan juga enggak ada," ungkap Suganda.
Terkini, penyidik masih mendalami keterangan pelaku yang telah ditangkap bersamaan dengan penemuan jasad korban di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Tambun Selatan pada Jumat (30/12/2022) lalu itu.
Petugas juga masih terus memeriksa dan mengidentifikasi tubuh serta identitas korban di RS Polri Kramat Jati.
Proses identifikasi terhadap jenazah perempuan korban mutilasi itu dilakukan di ruang Instalasi Forensik menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI).
Baca juga: Sebelum Ditangkap, Ecky Sempat Makan di Kamar Tempat Ia Menyimpan Mayat Korban Mutilasi
"Kami identifikasi seperti proses DVI. Periksa DNA, odontogram (pemeriksaan data medis gigi), antropometrik, dan medik," kata Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal Hariyanto, dilansir dari Antara, Rabu (4/1/2023).
Hariyanto mengatakan, pemeriksaan DNA dan data medis gigi perlu dilakukan karena keduanya memiliki data medis yang mampu menunjukkan identitas seseorang secara ilmiah sehingga hasilnya akurat.
Dia menjelaskan, proses identifikasi dilakukan dengan membandingkan sampel DNA dari jenazah korban yang dicocokkan dengan sampel DNA anggota keluarga korban melalui serangkaian proses uji laboratorium.
"Dari penyidik sudah mengantongi identitas berdasarkan laporan orang hilang, tapi untuk pemastian secara ilmiah, akan dilakukan pemeriksaan DNA," ucap Hariyanto.
Baca juga: Korban Mutilasi di Bekasi Diduga Bernama Angela, Makam Anaknya Dibongkar untuk Tes DNA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.