Modifikasi narkoba ke bentuk cair, pada dasarnya merupakan tren lama. Dahulu, para produsen atau pengedar memasukkan narkoba cair dalam makanan.
Sabu cair yang diolah menjadi makanan, misalnya, menjadi sulit diketahui, khususnya oleh penegak hukum.
Baca juga: Warga Jakarta Barat Belajar Olah Sabu Cair jadi Liquid Vape dari Bandar di Iran
Jenis narkoba yang sudah diolah itu hanya bisa dicek melalui tes laboratorium. Pada ganja, bentuk olahan cairannya juga membuatnya sulit dikenali pancaindra.
Penindakan yang masif terhadap makanan yang dicampuri narkoba cair, kata mantan Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) ini, memungkinkan pemasok beralih ke produk lain yang digemari pasar, seperti dalam bentuk cairan vape.
”Artinya, itu menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kalau konsumen sekarang banyak yang menggunakan vape, maka yang dipilih cair, baik sabu cair maupun ganja yang diolah jadi cair,” katanya per telepon, Minggu (15/1/2023).
Tren modifikasi ini juga mengkhawatirkan karena bisa memperpendek rantai pasok peredaran narkoba. Peran kurir pun menjadi minimal, tidak seperti dalam peredaran narkoba konvensional, yang pasarnya kebanyakan usia dewasa tua.
”Produk ini umumnya tidak dijual dengan kurir, tetapi beredar lewat komunitas,” ujarnya.
(Kompas.com: Ellyvon Pranita, Tria Sutrisna | Kompas.id: Erika Kurnia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.