"Kalau berpapasan sih, namanya juga tetangga, mereka paling jajan di warung belakang, beli galon. Paling nyapanya juga cuma gitu, enggak pernah tahu namanya," kata Nur.
Meski tertutup, Ani (40), mengungkapkan bahwa ada aktivitas tak lazim yang dilakukan oleh korban.
Aktivitas itu mereka lakukan tepat setelah malam sebelum kejadian mereka ditemukan tersungkur lemas.
Salah satunya adalah apa yang ditunjukkan korban atas nama Muhammad Dede Solehudin. Malam sebelum kejadian, korban membeli 5 saset kopi hitam.
Baca juga: Polisi Ambil Ceceran yang Tersisa dari Rumah Keluarga Korban Diduga Keracunan di Bekasi
Padahal, Ani mengingat bahwa Dede lebih suka membeli kopi saset dengan merek yang berbeda.
"Beli kopi hitam lima saset tepat semalam sebelum kejadian, (yang beli) si Mang Deden, padahal biasanya beli kopi Good Day yang warna merah," ujar Ani.
Selain Deden, korban atas nama Ai Maimunah juga menunjukkan hal tidak lazim kepada ibu dari Ani, yaitu Ami.
Ami mengatakan, Ai Maimunah sempat pamit dan mengatakan bahwa dirinya akan segera dijemput oleh suaminya, WWN, untuk segera kembali ke Cianjur.
"Ibunya (Ai Maimunah) sempat bilang 'saya mau dijemput', itu disebutnya malam, tepat sebelum kejadian," ungkap Ami.
Kepastian soal informasi apakah korban diracun atau keracunan pun masih menjadi tanda tanya.
Meski kasus tersebut telah berjalan 5 hari dan ada 3 orang yang menjadi korban tewas, namun hingga kini polisi juga belum mendapatkan titik terang.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga menyatakan, pihaknya belum mengetahui apakah memang ada unsur pidana atau tidak dalam kasus yang sementara diduga keracunan tersebut.
"Belum tahu (keracunan atau diracun). (Unsur pidana) sampai saat ini masih dilakukan pendalaman," ucap Panjiyoga.
Adapun polisi juga telah menggelar olah TKP yang kedua untuk mencari barang yang tercecer di lokasi kejadian.
"Kami mencoba mengambil beberapa sampel, sekitar 3-4 sampel dan juga olah tkp ulang," ucap Panjiyoga.
"Kami mau mendapatkan apa saja yang ada di TKP ini," sambung dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.