Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Buku Kwitang Sulit Dapat Lahan Sejak 2008

Kompas.com - 01/02/2023, 19:24 WIB
Xena Olivia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak tahun 1980-an, Kwitang, Jakarta Pusat, dikenal khalayak sebagai pusat penjualan buku-buku bekas. Popularitas pasar buku ini semakin melonjak sejak film Ada Apa dengan Cinta (2002) melakukan shooting di lokasi tersebut.

Sayangnya, tidak ada izin resmi yang dikatongi para pedagang buku kaki lima di sana. Akhirnya pada medio 2007-2008, pemerintah setempat melakukan penggusuran kawasan ini dengan alasan ketertiban.

Penggusuran "terpaksa" dilakukan karena banyak pedagang yang menjajakan buku kerap mengundang pengunjung sehingga memicu kemacetan.

“Sejak penggusuran itu, kami sudah minta lahan untuk para pedagang buku. Sudah bikin proposal ke wali kota (di 2008) tapi enggak ada tanggapan,” cerita Iwan (60), salah satu pedagang buku di Kwitang saat dihampiri Kompas.com, Rabu (01/02/2023).

Baca juga: Toko Restu Tak Pernah Lepas dari Sejarah dan Tradisi Pedagang Buku Kaki Lima di Kwitang

Pria kelahiran 1962 ini tampak resah saat menceritakan pengalamannya berkait permintaan para pedagang buku di Kwitang agar bisa bergabung dan berjualan di satu lahan.

“Kayak di Bandung ada Palasari (daerah pusat buku-buku bekas), masa di DKI enggak ada,” keluhnya.

Iwan hingga berada di satu titik di mana dia merasa percuma melakukan demonstrasi untuk memperjuangkan lahan bagi para pedagang buku.

“Demo percuma, ngabisin dana. Diterima, selanjutnya juga enggak ngerti. Kenyataannya sampai sekarang enggak ada. Sudah di masa lalu,” tuturnya.

Saat ini, para pedagang buku sudah berpencar, ada yang mengontrak sebuah gedung kecil di Kwitang dekat lampu merah Senen, ada yang ke Kenari, hingga ke basement di Blok M.

Baca juga: Bukan Tutup Permanen, Pasar Kue Subuh Senen Jaya Direlokasi ke Tempat Baru

Para pedagang yang masih berjualan di Kwitang terdiri dari lima orang. Gedung kecil itu dibagi ke dalam lima kavling, dengan jualannya masing-masing. Namun, pengunjung bisa menggabungkan pembayaran mereka sekaligus.

Salah satu pedagang di Toko Buku Restu, Subhil (53), menjelaskan bahwa setiap bulannya, para pedagang yang menyewa tempat di gedung itu harus membayar iuran kontrak sebesar Rp 1.500.000 untuk bagian depan, dan Rp1.250.000 di bagian belakang.

Terkait keputusan untuk mengontrak lahan, Subhil menjelaskan dirinya masih merasa jauh dari berhasil.

“Namanya juga pedagang kaki. Parameter berhasil saya hidup mapan, toko milik sendiri, gedung milik sendiri. Tapi, yang begini kita syukuri. Bisa berusaha nyaman, enggak dikejar-kejar kangtib, enggak panas-panas dan hujan-hujan, bisa bawa pulang sesuatu buat anak istri,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com