Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dalami Motif Pria yang Menganiaya dan Perkosa Perempuan di Tol Merak

Kompas.com - 11/02/2023, 16:24 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, penyidik masih mendalami motif BR (36), pria yang menganiaya dan memerkosa perempuan FP (25).

Peristiwa pilu yang dialami FP terjadi di Tol Jakarta-Merak pada 8 Februari 2023. Adapun pelaku BR ditangkap pada Jumat (10/2/2023) sekitar 08.30 WIB.

"Motifnya masih kita pelajari, termasuk nanti akan kita uji secara urine ya," ujar Trunoyudo kepada wartawan, Sabtu (11/2/2023).

"Kemudian proses ini belum berhenti, sekali lagi kita masih menunggu penyelidikan terkait dengan motifnya apa dan tentunya ini menjadi perhatian kita bersama," ucap Trunoyudo.

Baca juga: Polisi Tangkap Pria Penganiaya dan Pemerkosa Perempuan di Semak-semak Pinggir Tol Jakarta-Merak

Sebelumnya, FP disebut dianiaya seseorang hingga babak belur kemudian ditinggalkan di Tol Jakarta-Merak.

Kasie Humas Polres Tangerang Selatan (Tangsel) Ipda Galih mengatakan, mulanya pada tanggal 8 Februari 2023 sekitar pukul 21.00 WIB, FP pamit dengan orangtuanya untuk jalan-jalan ke Bogor.

Saat sampai di Stasiun Sudirman, korban berkenalan dengan seseorang yang mengaku bernama Dika.

Dalam perkenalan tersebut, Dika mengajak F untuk ikut bersamanya ke suatu toko di daerah Grogol. Dika mengimingi akan membelikan laptop untuk F jika mau menurutinya.

"Kemudian korban bersama dengan pelaku pergi ke Grogol, namun ternyata toko-toko sudah tutup," jelasnya, Jumat (10/2/2023).

Baca juga: Perempuan Diperkosa di Tol Jakarta-Merak, Baru Kenal dengan Pelaku di Stasiun Sudirman

Usai melihat pertokoan gawai di Grogol yang sudah tutup, pelaku mengajak korban pergi ke kawasan wisata Kota Tua.

Pelaku mengenalkan korban dengan teman-temannya yang lain yang berprofesi sebagai pengamen di sana. Salah satu teman pelaku mengaku bernama Alif.

"Sekitar pukul 00.00 WIB korban meminta pulang tetapi tidak diizinkan oleh pelaku, sehingga pelaku mengajak korban untuk berjalan-jalan menggunakan angkutan umum sampai tiga kali ganti angkutan umum," ujar Galih.

Pada akhirnya, korban dan pelaku berhenti di salah satu pemberhentian bus Prima Jasa. F tidak mengetahui di mana tepatnya ia berada dan memilih ikut ke dalam bus.

Baca juga: Kronologi Penganiayaan dan Pemerkosaan Perempuan di Tol Merak, Diajak Pergi lalu Ditinggalkan Babak Belur

Ternyata bus Prima Jasa yang mereka naiki tersebut adalah bus tujuan ke Merak melalui Tol Jakarta-Merak.

"Dalam perjalanan di Tol Jakarta-Merak, di Km 25-27 pelaku meminta turun paksa di Km 27 kepada sopir bus," kata Galih.

Setelah berhasil turun dari bus, kemudian pelaku mencari jalan keluar dari tol tersebut melewati semak-semak sepanjang jalan tol.

Lebih lanjut, kata Galih, di sepanjang jalan tersebut, korban merengek-rengek atau menggerutu untuk meminta pulang hingga akhirnya Dika merasa marah.

 

Akibatnya, Dika mulai memukul dan mencekik F hingga luka lebam pada bagian pipi bawah mata sebelah kiri. Kaki dan kedua lutut F pun luka-luka.

"Setelah selesai melakukan penganiayaan, korban ditinggal di semak semak oleh pelaku dengan terlebih dahulu pelaku mengambil handphone dan dompet yang berisi uang Rp 400.000," jelasnya.

Setelah ditinggalkan, F mencoba mencari pertolongan dengan cara kembali ke jalan tol.

Sekitar pukul 05.00 WIB, korban ditemukan oleh anggota PJR Korlantas Polri yang sedang berpatroli kemudian dibawa ke Pos PJR Bitung hingga akhirnya korban dibawa di RS Hermina Bitung.

 

Sementara itu, Kepala Induk Patroli Jalan Raya Bitung Korps Lalu Lintas Polri, AKP Suwito mengatakan, FP juga diperkosa.

Hal tersebut berdasarkan pengakuan langsung dari FP.

"Patroli jalan raya melaksanakan giat patroli dari kilometer 21-26 A setiba di tempat kejadian perkara (TKP) kilometer 25 A dihampiri korban seorang wanita umur 20 tahun meminta tolong kepada petugas diduga penganiayaan dan pemerkosaan," ujar Suwito saat dikonfirmasi, Jumat (10/2/2023).

Menurut Suwito, saat ditemukan dan meminta pertolongan kepada petugas, FP mengaku, dirinya diperkosa oleh pria yang baru dikenalnya di Stasiun Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com