JAKARTA, KOMPAS.com - Tak adanya lift dan eskalator di sisi utara Stasiun Cakung, akses Jalan Raya Cakung, Jakarta Timur, sedang menjadi sorotan.
Susunan puluhan anak tangga yang berada di sisi tersebut kerap membuat sejumlah calon penumpang di stasiun itu kelelahan.
Hal itu kontras dengan yang terlihat di sisi selatan Stasiun Cakung, akses Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bintara, Bekasi Barat. Di sana, baik lift atau pun eskalator telah tersedia.
Karena nihil fasilitas lift maupun eskalator, akses menuju Stasiun Cakung dari sisi utara dianggap tak ramah bagi penumpang prioritas.
Baca juga: Pengguna KRL Keluhkan Fasilitas di Stasiun Cakung, Lift dan Eskalator Hanya Tersedia di Satu Sisi
Setidaknya, itu adalah apa yang dirasakan oleh Halimah (63). Di usia yang tak lagi muda, lansia itu kerap dibuat kewalahan ketika meniti 45 anak tangga di sisi utara Stasiun Cakung.
"Lumayan (tinggi), bikin ngos-ngosan," ujar Halimah saat berbincang dengan Kompas.com di Stasiun Cakung akses Jalan Raya Cakung, Senin (13/2/2023).
Halimah mengatakan, anak tangga itu memang masih bisa diakses dengan mudah oleh orang dewasa usia produktif.
Namun, ia meminta pihak pengelola stasiun juga memikirkan nasib lansia, ibu hamil, ibu membawa anak, dan penyandang disabilitas.
"Enggak ramah buat lansia. Kalau untuk orang yang masih muda sih, enak buat olahraga. Kalau yang buat kayak saya (lansia), capek juga," ungkap Halimah.
Apa yang disampaikan Halimah, turut diamini oleh Friska (32). Tak hanya untuk lansia, ia juga mengatakan bahwa Stasiun Cakung akses Jalan Raya Cakung juga tak ramah untuk wanita hamil.
Friska yang tengah mengandung buah hatinya itu, harus ekstra berhati-hati agar tidak tergelincir ketika hendak turun dari stasiun.
Baca juga: Ngos-ngosan Naik 45 Anak Tangga, Nenek Ini Sebut Stasiun Cakung Tak Ramah buat Lansia
"Kalau menurut saya, ini kurang ramah, ya. Karena saya yang sekarang sedang hamil, itu perlu tenaga ekstra," keluh Friska.
Sofi Wahyudiarti (58), seorang penumpang KRL di Stasiun Cakung bahkan menghitung lebih dari 30 anak tangga di akses tersebut. Jarak antara satu anak tangga dengan anak tangga yang lain pun cukup tinggi.
"Jumlah anak tangganya di atas 30. Kalau saya lagi sakit, satu per satu tangga ditapak, lama sekali, bisa lima menit lebih. Naik itu setiap hari. Kalau lebih sepuh (lebih tua), pasti lebih dari 10 menit itu," ucap Sofi.
Jumlah itu membuat beberapa lansia memilih beristirahat untuk duduk di anak-anak tangga. Padahal, sudah ada larangan duduk di anak tangga dari pihak stasiun.
Baca juga: Pengguna KRL Minta KAI Bangun Eskalator atau Lift di Akses Masuk Stasiun Jalan Raya Cakung
Saat ada orang yang duduk di tangga, Sofi pun tak bisa berpegangan ke sisi tangga tersebut.
"Jadi susah saya mau pegangan naik atau turunnya, enggak ditertibkan petugas keamanan, padahal sudah ada pemberitahuan bahwa enggak boleh duduk di tangga," ucap Sofi.
Sofi berharap pihak KAI segera mempertimbangkan untuk menyediakan fasilitas lift atau eskalator di akses tersebut.
Dengan fasilitas tersebut, akes penumpang KRL kategori prioritas bisa semakin dipermudah.
"Saya harap KAI segera buatlah eskalator atau lift buat lansia. Biar kami semakin mudah naik keretanya," ujar Sofi.
Tak hanya Sofi, Friska pun juga menginginkan hal yang sama.
Jika memang belum bisa mewujudkan pembangunan lift dan eskalator, pihak terkait bisa memberi akses untuk memudahkan pengguna KRL menyeberang dari Jalan Raya Cakung menuju Jalan I Gusti Ngurah Rai.
Dengan begitu, para penumpang seperti ibu hamil dan lansia bisa menggunakan lift dan eskalator yang ada di akses masuk stasiun sisi Jalan I Gusti Ngurah Rai.
"Dibuat jalan pelintasan untuk pengguna, atau kalau memang ada pertimbangan soal faktor keselamatan, dikasih solusi lain untuk penumpang," harap Friska.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.