Sutendi menjelaskan bahwa mural sepanjang 100 meter dan dua kebun mini itu mulai dikerjakan pada awal November 2022.
"Semuanya dimulai sesuai dengan program Taman Unggulan dari Pj Gubernur Heru Budi Hartono," ujarnya.
Sutendi melanjutkan, ada beberapa PPSU yang ditugaskan Kelurahan Cakung Timur untuk membantu mewujudkan program Taman Unggulan.
"Kebetulan di sini (PPSU) Zona Lima. Kami kerja sama dengan (PPSU) dari zona lain," imbuh dia.
Sebelum pembuatan mural di area terowongan, para PPSU lebih dulu merapikan pepohonan untuk membuat taman.
Baca juga: Mural dan Taman Kecil di Terowongan Cakung Timur Sering Jadi Tempat Selfie
Setelah dua area taman terbentuk, barulah Sutendi dan kawan-kawan pasukan oranye melukis dinding sekitar.
"Ketika sudah terbentuk taman, baru kami bentuk mural ini. Mural di dinding kanan dan kiri. Di lorong, kami juga bikin mural tiga dimensi (3D)," kata dia.
Selain titik-titik seni mural yang telah disebutkan sebelumnya, ada titik mural yang memanjang ke arah Jalan Raya Bekasi-Cakung.
Titik ini menampilkan tema mural yang berbeda. Beberapa di antaranya mencakup ragam rumah ibadah di Nusantara, kebudayaan seperti tari tradisional, dan mural dua bocah yang sedang bermain sepak bola.
Sementara di bagian dalam terowongan terdapat mural 3D berpola kotak-kotak.
"Kami sengaja di lorong ini kami bikin mural 3D karena suasana malam (membuat mural) ini lebih nampak," jelas Sutendi.
Hadirnya mural dan kebun mini di terowongan bagian Cakung Timur bertujuan untuk membuat kawasan lebih cerah.
"Dulu enggak ada mural jadi keliatan agak gelap, enggak secerah sekarang setelah ada mural," ucap Sutendi.
Menurut dia, sebelum adanya mural, kawasan terowongan tampak kurang indah, tertata, dan rapi.
Baca juga: PPSU: Mural di Terowongan Cakung Timur untuk Hilangkan Kesan Gelap
"Kalau udah kita buat taman dan mural kan keliatan lebih rapi, tertata, dan indah. Dan bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berswafoto," Sutendi berujar.
Untuk ide pembuatan mural sendiri, hal tersebut dicetuskan oleh pimpinannya, yakni seputar kebudayaan Betawi dan Indonesia pada umumnya.
Menurut Sutendi, tema itu dipilih untuk mengangkat kebudayaan yang ada di Ibu Kota dan membuat masyarakat lebih familiar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.