JAKARTA, KOMPAS.com - Slogan buanglah sampah pada tempatnya nampaknya sudah tidak relevan lagi saat ini, khususnya di Ibu Kota.
Jumlah tempat sampah yang ada di DKI Jakarta agaknya tidak akan mampu menampung seluruh sisa hasil produksi dan konsumsi penduduknya.
Penanganan sampah yang baik perlu menjadi gerakan masif untuk mengelola gunungan sampah yang terus bertambah setiap hari, salah satunya melalui gerakan bank sampah.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pun sudah memulai gerakan bank sampah ini dengan tujuan mengurangi volume sampah rumah tangga dengan didaur ulang agar memiliki nilai ekonomi.
Baca juga: Melalui Saung Edukasi Kupilah, Warga Jakarta Pusat Diajarkan Memilah Sampah dan Menjualnya
Setiap warga Ibu Kota kini sudah bisa berpartisipasi langsung dalam gerakan bank sampah ini. Dengan begitu, setiap orang bisa membantu mengurangi beban sampah terhadap lingkungan.
Tak hanya bantu mengurangi beban sampah, setiap warga yang bergabung berhak mendapatkan uang dari tiap kilogram sampah yang mereka setor. Berikut langkahnya:
Warga ibu kota dapat mendaftarkan diri ke bank sampah terdekat yang sudah tersebar di berbagai titik di DKI Jakarta. Cek lokasina di sini.
Baca juga: TPS Ketapang di Jakpus Punya Saung Edukasi, Warga Bisa Belajar Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik
Masyarakat mengumpulkan dan memilah sendiri sampah di rumah masing-masing dengan mengelompokkan sampah ke dalam tiga kategori, yaitu:
Sampah kering merupakan kategori sampah yang sulit terurai di alam, contohnya plastik, kertas, logam (kaleng, besi, alumunium), dan kaca. Agar terkelola dengan baik, sampah jenis ini harus didaur ulang.
Sampah basah atau sampah organik merupakan jenis sampah yang meliputi sisa makanan, sayuran, atau barang lain yang dapat diurai. Pengelolaan sampah ini adalah dengan melakukan komposting sampah untuk digunakan sebagai pupuk.
Sampah ini dapat menimbulkan reaksi kimia yang berbahaya, sehingga tidak bisa dibuang sembarangan dan sebaiknya diolah untuk bahan baku komponen elektronik.
Baca juga: TPS Ketapang di Gambir Pakai Larva untuk Reduksi Sampah, Warga Didorong Ikut Budi Daya
- Kategori yang diterima itu sampah kering, yaitu plastik, kertas, logam, dan kaca.
- Berat minimal 1 kilogram sampah.
- Cek jam operasional bank sampah di lokasi terdekat.
Sampah yang disetorkan akan ditimbang, kemudian dicatat dalam buku tabungan bank sampah milik warga. Dalam buku tabungan akan tertera nilai rupiah dari sampah yang ditabung.
Nilai rupiah yang dicatat di tabungan nasabah bank sampah disesuaikan dengan jenis sampah yang ditabung. Nilai rupiah ini tentunya dapat ditarik dalam bentuk tunai oleh warga.
Setiap sampah yang disetor warga akan kembali dikelompokkan oleh petugas dengan kategori yang lebih detail lagi. Sampah yang disetor ke bank sampah akan dijual ke lapak besar yang kemudian diteruskan ke industri daur ulang.
Baca juga: Hari Peduli Sampah Nasional 2023, Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat
Dari penjualan sampah ke industri daur ulang tersebutlah, nilai rupiah dari sampah didapatkan. Harga sampah akan diinformasikan kepada nasabah melalui papan informasi di lokasi bank sampah.
Nilai konversi dari kilogram ke rupiah di tiap bank sampah bisa jadi berbeda-beda, tergantung kesepakatan warga.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.