JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pelecehan seksual berulang kali terjadi di dalam bus transjakarta. Teranyar, kasus pelecehan terjadi pada 20 dan 25 Februari 2023.
Sebelum dua kasus terakhir, pelecehan seksual juga kerap terjadi di dalam transjakarta.
PT Transjakarta menangani kasus pelecehan seksual dengan sejumlah cara, salah satunya dengan membuat ruang khusus perempuan di dalam bus transjakarta.
Kasus pelecehan pada 20 Februari 2023 dialami HFS (22). Ia menceritakan pelecehan yang dialaminya melalui akun Twitter @everfiawiess.
Melalui akun tersebut, HFS mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut bermula ketika ia menumpangi bus transjakarta rute Monas-Pulo Gadung.
Baca juga: Terjadi Lagi, Perempuan Jadi Korban Pelecehan Seksual di Bus Transjakarta
Saat berdiri di dalam bus yang padat penumpang, seorang laki-laki di belakangnya menggesekkan alat kelamin ke tubuhnya.
"Saat menaiki bus, saya merasakan ada sesuatu yang aneh dan tidak wajar di daerah bokong saya. Sesekali, orang di belakang saya mengarahkan kakinya ke betis saya," tulis HFS.
HFS pun meminta bantuan penumpang perempuan lain yang berdiri di sampingnya.
HFS memanfaatkan aplikasi catatan di ponselnya dengan menuliskan, "Mbak, tolong liatin laki2 dibelakang sy dia sengaja ya deket2? Liatin aja ya mbt".
"Selang beberapa menit, ibu itu langsung menarik saya untuk berada di tempat wanita banyak berdiri," sambung dia.
Baca juga: Marak Pelecehan di Transjakarta, Pengamat Usul Jumlah Bus Khusus Perempuan Ditambah
Ketika pelaku turun di Halte Rawa Selatan, Kemayoran, HFS menahan pelaku dengan dibantu dua pria agar pelaku tidak kabur. Namun, pelaku tetap berakhir lepas dan melarikan diri.
Meski begitu, petugas bus transjakarta berhasil mengamankan sejumlah barang pribadi pelaku yang terjatuh ketika kabur.
Salah satunya kartu akses transportasi gratis khusus anggota Polri atas nama Adi Sutanto. Namun, kartu itu rupanya bukan milik pelaku.
HS mengaku tak mau melaporkan kasus ini kepada polisi.
"Aku enggak mau perpanjang," kata HFS, Selasa (21/2/2023).