BEKASI, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Kota Bekasi pada Minggu (26/2/2023) malam hingga Senin (27/2/2023) pagi membuat sejumlah wilayah terendam banjir dan membuat ratusan kepala keluarga (KK) terdampak.
Berdasarkan catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi yang diterima oleh Kompas.com, ada 300 KK yang terdampak. Mereka tersebar di 9 Kecamatan dengan total 15 titik genangan.
Ketinggian air ketika banjir juga bervariatif, mulai dari 25 centimeter-85 centimeter.
Untuk titik terendah, berada di Kecamatan Bekasi Barat, tepatnya di Perum Mas Niaga dan Puri Bintara. Tercatat, ketinggian air di sana kurang lebih 25 centimeter.
Sementara titik tertinggi berada di Kecamatan Jatiasih tepatnya di Perumahan Dosen IKIP Jalan Caman Raya, Jatikramat. Ketinggian air di titik tersebut tercatat kurang lebih hingga 85 centimeter.
Baca juga: Banjir Hampir 1 Meter, Warga Kompleks Dosen IKIP Pilih Bertahan di Rumah
Meski kondisi banjir hampir 1 meter, namun warga di kompleks perumahan IKIP menolak untuk diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Salah satu warga yang memilih bertahan di rumahnya adalah Ujang (39).
Pengalamannya menghadapi puluhan kali banjir membuat ia memilih bertahan di rumahnya meski ketinggian air hampir mencapai 1 meter.
"Iya, langganan banjir. Sudah sering kena (banjir) di sini. Saya mah biasa kalau ada banjir. Orang-orang di sekitar sini juga pada naik pasti (ke lantai dua rumah)," ujar Ujang saat ditemui Kompas.com di lokasi, Senin (27/2/2023.
Ujang pun menduga, selain karena hujan deras yang terus mengguyur Kota Bekasi, banjir di perumahan tersebut juga diduga disebabkan waduk yang tak mampu lagi menahan debit air.
Akibatnya, air meluap dan merendam kompleks perumahan tersebut.
Baca juga: Hujan Deras Guyur Kota Bekasi, Kompleks Dosen IKIP Banjir hingga 80 Centimeter
"Hujan sempat banjir, tapi surut. Nah, jam 05.00 WIB, hujan lagi deras, sampai akhirnya waduk di belakang, itu airnya tumpah (meluap)," ungkap Ujang.
Tak jauh berbeda dengan Ujang, seorang warga lain yakni Elfia (38) juga memilih untuk bertahan di rumahnya.
Ia menyebut banjir hampir setinggi satu meter ini masih tergolong banjir biasa dan belum memaksa ia untuk mengungsi.
"Sudah biasa sih kami di sini (terdampak banjir). Enggak mau dievakuasi karena memang langganannya," jelas dia.