Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Raya Bekasi dari Cakung ke Pulo Gebang Berlubang, Bikin Macet, Mengganggu dan Harus Diperbaiki Segera

Kompas.com - 14/03/2023, 08:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Berbicara soal jalanan rusak dan berlubang, hampir semua orang tahu bahwa kondisi itu membahayakan.

Jalan berlubang bak sebuah jebakan yang tertutup genangan air saat musim hujan.

Bagi pengendara motor dan mobil yang tidak hati-hati, lubang dapat menyebabkan kecelakaan fatal.

Salah satu jalur berlubang yang dianggap membahayakan berada di Jalan Raya Bekasi, dari arah Cakung menuju Pulo Gebang di Jakarta Timur.

Jalur penuh lubang ini lokasinya tepat di dekat pintu masuk Tol Cakung.

Baca juga: Ada 21.442 Titik Jalan Berlubang di Jakarta, Paling Banyak di Jaktim

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (13/3/2023), kondisi jalan yang rusak menyebabkan kemacetan pada Senin siang.

Banyak pengendara mobil dan sepeda motor yang melambatkan laju kendaraan ketika melintasi jalan berlubang itu.

Salah satu pengendara motor bernama Herman (34) mengatakan, jalan berlubang mengganggu aktivitasnya melintas di sana.

"Saya sering lewat sini jadi kayak sudah terbiasa. Cuma ya tetap keganggu," kata dia di lokasi, Senin.

Baca juga: Jalan Raya Bekasi di Cakung Sudah 2 Tahun Rusak, Bikin Macet dan Rawan Kecelakaan

Sebab, Herman kesulitan menyalip kendaraan lain di depannya lantaran jalanan penuh lubang.

"(Kondisi jalur berlubang) bikin macet juga soalnya kendaraan pada melambat. Kalau ngebut bahaya nanti motornya rusak karena jeblos," tutur Herman.

Banyak lubang cukup dalam

Jalanan itu dipenuhi lubang sedalam 3-7 sentimeter dan menyebar di seluruh titik, mulai dari tengah hingga tepi jalur.

Namun, lubang-lubang di tengah jalanan itu hanya memiliki kedalaman sekitar 3 cm.

Sementara itu, sejumlah lubang di dekat trotoar pembatas dari arah yang berlawanan nampak lebih dalam.

Deretan lubang di dekat trotoar masih memiliki genangan air. Bahkan, ada satu lubang dengan kedalaman sekitar 7 sentimeter dengan air masih menggenang.

Baca juga: Jalan Raya Bekasi Arah Cakung Rusak, Warga: Gara-gara Banjir dan Truk Tronton

Sebagian besar kendaraan yang melintasi Jalan Raya Bekasi dari arah Cakung menuju Pulo Gebang adalah kendaraan bermuatan besar, termasuk truk roda enam.

Kendaraan bermuatan besar rata-rata melintas di jalur paling kanan, tepatnya di jalur yang memiliki lubang cukup dalam.

Sementara kendaraan yang lebih kecil seperti mobil boks, mobil pribadi, dan truk pikap lebih sering melintas di bagian tengah jalur.

Untuk bagian kiri jalur, sebagian besar kendaraan yang melintas adalah sepeda motor.

Namun, ada beberapa motor yang memilih untuk melintasi jalur kecil di sisi kiri Jalan Raya Bekasi dari arah Cakung menuju Pulo Gebang.

Meski jalur itu berbatu dan tidak mulus, pengendara motor lebih memilih untuk melintasinya alih-alih melalui jalur berlubang.

Bahaya saat musim hujan

Pengendara motor lainnya, Zulfikar (28), menuturkan hal serupa. Jalur berlubang sangat mengganggu lantaran menyebabkan kemacetan.

Ia melanjutkan, jalur itu juga bahaya untuk dilintasi ketika musim hujan.

Sebab, lubang-lubang di sepanjang jalur itu akan tertutup genangan.

Bagi yang jarang melintasi Jalan Raya Bekasi dari arah Cakung menuju Pulo Gebang, mereka tidak akan tahu bahwa genangan itu berasal dari lubang yang cukup dalam.

Baca juga: Lubang di Jalan Cakung Bikin Warga Was-was Saat Melintas Malam Hari

"Saya baru beberapa kali lewat sini belum lama ini, pertama kali lewat pernah motor masuk lubang. Untungnya saya lagi pelan-pelan karena takut licin," ungkap Zulfikar.

Mengerem mendadak

Menurut Herman, lubang-lubang tersebut seringkali membuat pengendara motor seperti dirinya terpaksa menarik rem mendadak.

Hal itu pun berdampak pada pengendara motor lainnya.

"Bahaya banget. (Karena) suka ada saja yang ngerem buat menghindari lubang. Jadi bikin kagok," ujar dia.

Zulfikar menuturkan, situasi akan lebih berbahaya bagi pengendara motor seperti dirinya yang tidak biasa melintasi jalan tersebut.

Sebab, saat pertama kali melaju di Jalan Raya Bekasi arah Cakung menuju Pulo Gebang, motor Zulfikar sempat masuk ke dalam salah satu lubang.

Untungnya, kata dia, pada saat itu motornya sedang melaju perlahan.

"Ngerinya ada yang kayak saya. Baru pertama lewat tapi lagi ngebut. Kan bisa terpental itu motor, nabrak orang lain, kecelakaan beruntun," tutur Zulfikar.

Oleh sebab itu, dibutuhkan kehati-hatian bagi pengendara motor atau mobil yang melintas jalan itu. Bila lengah sedikit saja, maka kecelakaan kapan saja dapat terjadi.

Harapan agar segera diperbaiki

Kondisi Jalan Raya Bekasi dari arah Cakung menuju Pulo Gebang membuat para pengendara harus melintas dengan lambat ketika harus bergerak dengan cepat mengejar waktu.

Walhasil, kemacetan pun muncul.

Herman yang sering melintasi jalur itu berharap agar pemerintah setempat segera memperbaikinya.

"Semoga cepet dibenerin karena banyak orang lewat sini. Bikin orang was-was kalau lewat sini," kata dia.

Herman tidak menampik, masyrakat memang harus berhati-hati saat berkendara agar tidak celaka.

Namun, kondisi jalur yang berlubang membuat masyarakat berisiko mengalami kecelakaan.

"Ngeri ada kecelakaan kalau orang enggak lihat, terus dia ngebut dan nerobos itu (lubang). Nanti motornya loncat terus hilang kendali," jelas Herman.

Menurut Zulfikar, jalur harus segera diperbaiki sebelum memakan korban.

Ia menambahkan, jalan berlubang juga cukup memakan waktu orang-orang yang melintasinya.

"Kasian juga pengendara yang lewat sini karena harus kena macet dulu, soalnya jalanan banyak lubang," tutur Zulfikar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com