Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rudy Pernah Di-PHK Restoran Imbas Pandemi, "Banting Setir" Jadi Kurir karena Tak Kunjung Dapat Kerja

Kompas.com - 16/03/2023, 05:03 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rudy (40), kurir paket salah satu perusahaan jasa logistik, mengantar paket di salah satu rumah pembeli, Jalan Daksa Piun, Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (15/3/2023).

Saat bertemu pemilik rumah, Rudy mengonfirmasi kepada pihak kantor bahwa paket sudah diterima konsumen. 

Jaket yang basah bekas air hujan bercampur keringat itu melekat di tubuhnya selama menjadi pekerja lapangan ini.

Baca juga: Cerita Porter Turut Jadi Saksi Kemajuan Stasiun, Dulu Sering Kecopetan, Kini Preman Sudah Diberantas

Rudy pun membagikan sedikit pengalamannya menjadi kurir di sela waktu bekerja. Ia telah menggeluti bidang pekerjaan ini selama tiga tahun.

"Kurang lebih tiga tahun lalu jadi kurir," ujar Rudy saat ditemui.

Di umurnya yang sudah kepala empat, Rudy mengeluh agak susah mencari pekerjaan lain untuk menghidupi dua anak dan istrinya.

Ia mengaku pernah bekerja di salah satu restoran sebelum menjadi kurir paket.

Saat pandemi Covid-19, ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari restoran tersebut.

Baca juga: Cerita Eks PJLP DKI Kesulitan Hidupi Keluarga Setelah Diberhentikan karena Faktor Usia

"Umur saya sudah 40, untuk kerja yang lain agak susah begitu. Basic (pekerjaan) saya sih di restoran," terang Rudy.

"Dulunya pernah kerja di salah satu restoran, waktu Covid-19, kena PHK. Sekarang mau cari kerja susah, sudah umur segini mana ada yang terima," tambah dia.

Usai bekerja di restoran, Rudy pun pernah mencari beberapa pekerjaan yang bisa ia geluti. Namun terkendala umur, Rudy pun tidak kunjung mendapatkan pekerjaan.

Ia akhirnya mencoba menjadi ojek online. Tetapi, penghasilannya lama kelamaan menurun.

"Setelah keluar, saya sempat jadi ojek online, tapi lama kelamaan menurun pendapatannya, lagi agak sepi," papar Rudy.

Baca juga: Cerita Mereka yang Buka Jasa War Tiket Blackpink, Tak Mau Disamakan dengan Calo...

"Makanya ketika ada lamaran kurir, ya sudah saya ambil," tutur dia.

Rudy diterima sebagai kurir dengan status mitra di salah satu perusahaan jasa logistik.

Ia juga menjelaskan sistem kerja shift yang diterapkan oleh perusahaannya. Untuk hari ini, ia masuk dalam shift kedua.

"Kalau kami sistem kerjanya shift, ada yang pagi jam 7.00 WIB, sampai jam 17.00 WIB, dan shift kedua jam 10.00 sampai jam 20.00 WIB," kata Rudy.

Dalam sehari, biaya pengiriman yang diterima Rudy sebesar Rp 1.500 per paket. Minimal ia mampu mengantarkan 100 paket setiap harinya.

Baca juga: Kisah Rudi Kuli Panggul di Pasar Induk Tanah Tinggi, Rutin Kirim Uang ke Kampung untuk Adiknya Sekolah

"Kalau saya mitra statusnya, ya dapat Rp 1.500 per paket. Paling sedikit 100 paket lah kira-kira setiap harinya," jelas Rudy.

Selama ini, Rudy pun sanggup mengantarkan maksimal 200 paket dalam satu hari selama menjadi kurir.

"Pernah sekitar 200 paket dalam sehari lah. maksimal segitu," tutur Rudy.

Selama menjadi kurir, Rudy pun harus mengeluarkan uang total Rp 60.000 dalam sehari, untuk membeli bensin, kopi, dan rokok.

Uang bensin sebesar Rp 20.000 sudah pasti dikeluarkan setiap harinya oleh Rudy untuk mengantar paket.

Baca juga: Kisah Kuli Angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa: Kerja dari Pagi hingga Tengah Malam, Risiko Tinggi tapi Upah Tak Seberapa

Tak hanya itu, ia juga harus mengeluarkan uang servis motor setiap bulannya kurang lebih Rp 100.000.

"Kalau servis (motor) setiap bulan sih di atas Rp 100.000 lah kurang lebih. Kalau enggak servis ya berantakan motor saya," lanjut dia.

Rudy juga pernah mendapatkan pengalaman menyenangkan selama jadi kurir.

Hal ini terjadi pada minggu lalu kata dia. Waktu itu keadaan hujan saat ia mengantar paket. Usai mengantarkan paket, Rudy ditawarkan pemilik rumah untuk berteduh dan diberikan makanan.

"Alhamdulillah kadang-kadang ada yang baik pembeli, pernah saya ditawarkan makan di rumahnya. Pas sedang hujan waktu itu, saya disediain makan dan kopi," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com