Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Berkostum Boneka Duduk di Pinggir Jalan bersama Anak, Motifnya Menanti Welas Asih

Kompas.com - 18/03/2023, 09:24 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit orang pernah melihat seseorang yang sedang mengenakan kostum boneka duduk di pinggir jalan. Terkadang sendiri, kadang bersama anak kecil.

Anto (30), warga Depok yang bekerja sebagai orang berkostum boneka mengungkapkan alasannya mengajak seorang anak.

Kata dia, hal tersebut dilakukannya untuk menunggu welas asih dari pengendara atau pejalan kaki yang melintas.

"Iya (memang menunggu welas asih dari orang). Malu juga sih kayak begini. Tetapi, mau bagaimana?" ucap Anto saat ditemui Kompas.com di pinggir Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2022).

Baca juga: Curhat Orang Berkostum Boneka Cari Nafkah di Pinggir Jalan: Malu Juga sih, tapi Mau Bagaimana?

Sebelum melakoni pekerjaan ini, Anto merupakan seorang sopir angkutan kota (angkot) trayek M 16 jurusan Pasar Minggu-Kampung Melayu.

Tetapi, pekerjaan tersebut hilang seketika saat pemilik angkot memutuskan menjual mobil ke orang lain.

Alhasil, Anto terpaksa melakoni pekerjaan ini agar kompor di dapur keluarganya tetap menyala.

"Daripada di rumah. Cari kerja juga susah. Mau ngapain lagi? Enggak ada pemasukan. Karena kan saya juga sudah berkeluarga. Terpaksa kayak begini," kata Anto.

Baca juga: Seharian Berkostum Boneka, Anto Kadang Pulang dengan Tangan Kosong

Adapun Anto merupakan kepala rumah tangga yang tinggal di sebuah rumah kontrakan di Depok, Jawa Barat, bersama istri dan tiga anaknya.

Anak pertama Anto kini duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 1, anak kedua berusia 5 tahun, sedangkan anak terakhir berumur 3 tahun.

Mengenai pekerjaannya sebagai orang berkostum boneka, Anto mengaku tidak memiliki waktu libur demi sesuap nasi.

Setiap hari berjalan tanpa arah, Anto memperkirakan dirinya kerap menempuh jarak kurang lebih 20 kilometer.

Baca juga: Risiko Tukang Kuli Angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Kecelakaan Kerja Bikin Rahang Sobek

Dia menyadari, penghasilannya setiap hari sangat tidak menentu karena hanya mengandalkan rasa iba dari pengendara atau pejalan kaki yang tengah melintas.

“Ya paling Rp 100.000. Itu kalau lagi untung-untungnya,” ungkap Anto.

Ketika dewi keberuntungan sedang tidak memihaknya, Anto akan pulang ke rumah kontrakannya di Depok dengan tangan hampa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com