"Pendapatan (saya) dari sini doang," jelas dia.
Menurut Ilham, berdagang baju impor bekas juga bisa mendongkrak perekonomian di Indonesia, khususnya pasca pandemi Covid-19.
"Kami dagang ini bisa mendorong perekonomian juga. Sebenernya kalau soal harga itu banyak yang datang ke sini kan, karena baru lebih mahal, barang second ya lebih murah kan," tuturnya.
Asep Kiki (43), pemilik bisnis thrifting wanita di Kota Cimahi, Jawa Barat, mengatakan bahwa pakaian impor bekas memiliki pasar tersendiri sehingga tidak berpengaruh dengan apa yang dikhawatirkan pemerintah.
"Saya berani jamin usaha thrifting seperti ini punya segmentasi pasarnya sendiri. Jadi, gak mungkin mengganggu industri tekstil," ujar Kiki saat ditemui di tokonya, Kamis (16/3/2023).
Menurut Kiki, pakaian impor yang ia jual hanya diminati konsumen yang sengaja mencari jenis pakaian dengan corak khas.
Kebanyakan dari konsumen yang datang, sengaja mencari pakaian thrifting untuk mendapat kesan vintage.
"Karena punya ceruk pasarnya sendiri, yang membeli ya hanya yang suka. Yang tidak suka thrifting mereka ya gak akan masuk ke sini," kata Kiki.
"Saya punya langganan yang hampir setiap bulan datang. Mereka sengaja datang untuk hunting mencari barang yang mereka cari dengan corak vintage," imbuhnya.
(Penulis: Dandy Bayu Bramasta, M. Elgana Mubarokah, Rizky Syahrial, Bagus Puji Panuntun | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Irfan Maullana, Ihsanuddin, Editor: Pythag Kurniati, Reni Susanti).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.