Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Warga Rorotan, Tercekam Raungan Sirene Ambulans Pengangkut Jenazah Korban Covid-19

Kompas.com - 21/03/2023, 17:20 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Fitri (42), salah satu warga Rorotan menceritakan bagaimana situasi mencekam usai lahan seluas 25 hektar dijadikan Pemprov DKI Jakarta sebagai tempat pemakaman khusus jenazah korban Covid-19.

Fitri yang rumahnya hanya berjarak sekitar 20 meter dari pintu masuk TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara itu tidak menampik bahwa saat itu situasinya sangat menakutkan bagi warga setempat.

"Karena ambulans banyak banget. Tiap berapa menit sekali, bunyi (sirene). Orang sini, yang tadinya enggak sakit, jadi ikut sakit. Takut banget dan mencekam," ungkap Fitri saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Jalan Rorotan IX, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (21/3/2023).

Baca juga: Kini Fitri Kantongi Rp 3,5 Juta Per Hari dari Jual Kembang di TPU Rorotan...

Karena bunyi sirene ambulans tersebut, warta setempat termasuk Fitri, komplain kepada pihak rukun tetangga (RT) hingga rukun warga (RW).

Mereka meminta agar sopir ambulans tidak menyalakan sirene saat masuk ke kawasan Rorotan.

"Kan dari sana sudah mulai kedengaran, di Malaka. Semua itu komplain. (Ambulans) sampai dialihkan lewat BKT (Banjir Kanal Timur) atas. Instruksinya begitu," kata Fitri.

Menurut Fitri, bunyi sirene ambulans membuat mentalnya jatuh. Terlebih, ambulans tersebut sampai mengantre di depan rumahnya saat hendak mengantarkan jenazah pasien Covid-19 ke liang lahad.

Baca juga: 2 Tahun Pandemi, 25 Hektar Lahan di TPU Rorotan Jadi Permakaman Khusus Covid-19

"Jam 11.00 WIB saja sudah antre 100 ambulans. Petugas saja ada yang sampai cari kantong mayat di sini," tutur Fitri yang merupakan penjual warung kelontong.

Belum sempat petugas tersebut masuk ke area warung kelontongnya, Fitri menyetopnya di depan rumah.

"Jadi, orang-orang yang pada mau belanja ke sini, kalau dia masih pakai baju APD, saya setop di situ, enggak boleh, sama saya enggak boleh masuk. Suasananya bagaimana gitu, mengerikan," ungkap Fitri.

Imbas adanya TPU Rorotan membuat warung kelontong Fitri menjadi sepi pembeli karena pelanggan takut melihat mobil ambulans.

Baca juga: Jenazah Pasien Covid-19 yang Dimakamkan di TPU Rorotan Melonjak, Ada 174 Pemakaman dalam 2 Pekan Terakhir

"Sampai saya teleponin langganan saya. 'Kenapa enggak ada yang ke sini?', 'Takut bu, banyak ambulans'. Kayak begitu. Yang tadinya langganan saya banyak, sampai anjlok," ucap Fitri.

Ketika kondisi saat itu terasa mengimpit, Fitri berpikir bahwa hidup harus tetap berjalan. Ia harus menghidupi tiga anaknya, yang dua di antaranya tengah mengemban pendidikan di pondok pesantren.

Fitri kemudian mencoba berjualan pakaian dan memasarkannya melalui media sosial. Sayangnya, usaha tersebut tidak membuahkan hasil maksimal.

Uang yang didapatkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Fitri dan keluarga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com