Tak ingin dianggap gaji buta, Aji menjelaskan tugas seorang marbut. Setiap harinya, Aji harus bangun pukul 04.00 WIB. Tetapi, khusus bulan Ramadhan, ia bangun pukul 03.00 WIB.
Setelahnya, Aji langsung mempersiapkan untuk salat subuh berjemaah.
“Ya kalau bulan Ramadhan, saya bangun jam 03.00 WIB. Bangunin orang sahur dan kan ada orang yang mengaji di masjid, tadarus. Kadang-kadang, makan seenaknya saja. Intinya, jam 03.00 WIB saya sudah bangun, sudah bersih-bersih. Entar pas adzan Subuh, sudah rapi, gitu,” ungkap Aji.
Untuk sehari-hari, Aji mengatakan memang tugas keseharian seorang marbut adalah bersih-bersih.
Tetapi, Aji memastikan bahwa marbut juga bertanggung jawab penuh atas seluruh peralatan di masjid.
“Saya marbut, yang bertanggung jawab dengan semua barang-barang yang ada di masjid, termasuk ambulans. Saya siang hingga malam di sini. Saya (tinggal) di masjid, sudah, di sini, siang dan malam. Selama dua tahun setelah saya pisah sama istri, dua tahun,” imbuh Aji.
Meski hanya seorang diri saja menjadi marbut di Masjid Al-Khoiriyah, Aji mengaku tidak kelimpungan.
“Enggak kok, kan ngerjainnya kayak sehari ini, besoknya ini, muter gitu. Jadi semuanya kepegang,” pungkas Aji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.