JAKARTA, KOMPAS.com - Penasihat hukum terdakwa anak AG (15), Mangatta Toding Allo, mengatakan bahwa jaksa penuntut umum (JPU) ketika membuat surat tuntutan tidak mempertimbangkan pendapat saksi ahli yang dihadirkan dalam persidangan.
Hal itu dikatakan Mangatta lantaran JPU membacakan tuntutan berdasarkan dakwaan primair pertama dalam lanjutan sidang AG hari ini di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (5/5/2023).
"Kami sudah mendengar tuntutan dari JPU, banyak fakta-fakta yang bakal kami luruskan pada pledoi. Sebab JPU sepertinya kurang perhatikan saksi dan ahli secara komprehensif," ujar Mangatta di PN Jakarta Selatan.
Menurut Mangatta, setidaknya ada dua pendapat saksi ahli yang tidak diperhatikan oleh JPU.
Baca juga: AG Pacar Mario Dituntut Empat Tahun Penjara
Kedua saksi, kata Mangatta, adalah ahli pidana anak dan ahli psikologi forensik.
Oleh karena itu, dalam pledoi atau pembelaan terhadap terdakwa, besok, Kamis (6/5/2023), Mangatta bakal memberikan pembelaan berdasarkan bukti-bukti yang belum disentuh oleh JPU.
"Pembelaan pasti tentang jalan cerita sebenarnya versi anak AG dan bukti CCTV. Makanya kami ngotot untuk memperlihatkan bukti itu kepada Hakim Tunggal karena ada fakta yang belum diketahui di rekaman tersebut," ungkap dia.
Adapun JPU menuntut AG dengan pidana penjara empat tahun karena terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan penganiayaan terhadap mantan pacarnya yang berinisial D.
Baca juga: JPU Tuntut AG dengan Pidana Empat Tahun, Kuasa Hukum D Harap Majelis Hakim Merestui
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jakarta Selatan Syarief Sulaeman Ahdi mengungkap, AG didakwa menggunakan dakwaan pertama primair karena terbukti membuat perencanaan sebelum menganiaya D.
"Menyatakan anak (AG) telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan penganiayaan berat dengan rencana terlebih dahulu sebagaimana Pasal 355 Ayat (1) KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP dalam dakwaan Pertama Primair Penuntut Umum," tegas Syarief, Rabu.
Syarief mengatakan, ancaman maksimal yang diberikan kepada AG sebenarnya 12 tahun penjara.
Baca juga: JPU Tuntut AG Pidana Penjara Empat Tahun, Keluarga D Puas
Hanya saja, kata Syarief, karena terdakwa masih anak-anak, hukumannya bisa dipotong sampai setengahnya.
"Ancaman maksimal untuk dewasa 12 tahun, dan untuk anak dipotong setengahnya menjadi empat tahun. Harapannya dia bisa memperbaiki dirinya karena masih punya masa depan," imbuh Syarief.
Untuk diketahui AG adalah mantan pacar Mario Dandy Satrio (20). Mario adalah anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI, Rafael Alun Trisambodo, yang menganiaya korban D pada 20 Februari 2023 di Kompleks Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Mario marah karena mendengar kabar dari saksi bernama Amanda yang menyebut AG yang dulu merupakan kekasihnya mendapat perlakuan tidak baik dari korban. Mario lalu menceritakan hal itu kepada temannya, Shane Lukas (19).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.