JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, sempat muncul wacana PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) akan mengimpor gerbong kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang.
Wacana impor muncul karena 10 rangkaian KRL pada tahun ini dan setidaknya 16 rangkaian tahun depan tidak layak lagi dioperasikan sehingga harus dipensiunkan.
Kendati demikian, hasil kajian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tidak merekomendasikan rencana pemerintah mengimpor KRL bekas dari Jepang
Dikutip dari Kontan, kajian tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi, salah satunya menyatakan bahwa jumlah KRL yang beroperasi saat ini 1.144 unit mencukupi.
Baca juga: Protes KRL Disebut Masih Memadai, Penumpang: Penuh Terus, Apalagi Transit di Manggarai...
Jumlah tersebut tidak termasuk 48 unit gerbong KRL yang diberhentikan dari operasi dan 38 unit gerbong KRL yang dikonservasi untuk sementara waktu.
Berbanding terbalik dengan hasil kajian BPKP, pengguna KRL bernama Vino Velrahga (23) mengatakan, gerbong-gerbong KRL dewasa ini sudah tidak mencukupi untuk mengangkut ribuan penumpang.
"Menurut saya, kami sebagai penumpang KRL itu layaknya ikan pepes kalau naik di jam-jam sibuk. Jadi, perlulah menambah rangkaian gerbong," ujar Vino kepada Kompas.com, Jumat (7/4/2023).
Vino mengaku selalu merasakan hal tersebut setiap harinya saat menaiki KRL di jam berangkat ataupun pulang kerja.
Baca juga: Respons Kementerian BUMN Usai BPKP Tak Rekomendasikan Impor KRL Bekas
Dia pun merasa janggal dengan hasil review Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang menyebut jumlah armada KRL milik PT KCI masih memadai.
Oleh karena itu, ia menilai para pejabat di BPKP seharusnya menjadi pengguna KRL lebih dulu sebelum membuat pernyataan di hadapan publik.
"Mungkin mereka (pejabat BPKP) bukan pengguna KRL secara daily, jadi tidak benar-benar bisa merasakan secara langsung kesulitan kami para penumpang kereta. Jadi, mending coba dulu seminggu, Pak, Bu," beber dia.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto telah memaparkan hasil penilaian BPKP terkait jumlah armada KRL saat ini.
Baca juga: Tak Direstui BPKP, Bagaimana Nasib Impor KRL Bekas?
Jumlah armada KRL milik PT KCI yang saat ini mencapai 1.114 unit KRL dinilai BPKP masih mencukupi untuk melayani penumpang KRL sebanyak 273,6 juta orang.
Ini terlihat dari tingkat okupansi KRL di 2023 yang masih 62,75 persen. Overload ini memang terjadi ya pada jam-jam sibuk.
"Namun, secara keseluruhan untuk okupansi tahun 2023 itu adalah 62,75 persen, 2024 diperkirakan masih 79 persen, dan 2025 sebanyak 83 persen," ujar Hario.
BPKP juga membandingkan dengan kondisi tahun 2019 ketika KCI memiliki 1.078 unit KRL dan dapat mengangkut 336,3 juta penumpang.
Baca juga: BPKP, Penumpang Menumpuk di Dalam KRL, Stasiun Manggarai Padat, Memadai Apanya?
"Rata-rata jumlah penumpang yang sekarang itu adalah sekitar 800.000 penumpang per hari, dengan pada saat peak hour bisa mencapai di atas 900.000. Nah, ini masih lebih kecil dibandingkan 2019 di mana rata-rata jumlah penumpangnya adalah 1,1 juta," ungkap Hario.
(Penulis: Dzaky Nurcahyo, Ratih Waseso (Kontan) | Editor: Jessi Carina, Herlina Kartika Dewi (Kontan))
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.