Politisi PKS itu menyinggung soal penumpang yang masih berdesak-desakan di sejumlah halte.
Kemudian, revitalisasi halte Transjakarta juga dinilai menimbulkan masalah baru.
Kedua hal ini merupakan pelayanan Transjakarta yang seharusnya ditingkatkan sebelum meningkatkan tarif layanannya.
Baca juga: Soal Kenaikan Tarif Transjakarta, Anggota Komisi B: Mohon Kualitasnya Ditingkatkan!
Senada dengan Taufik, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Manuara Siahaan menilai tarif Transjakarta tak sepatutnya dinaikkan karena pelayanannya yang belum maksimal.
"Itu, standar pelayanan (Transjakarta) minimal belum teruji, belum baik, enggak setuju kami (jika tarifnya naik)," ucap Manuara melalui sambungan telepon, Selasa (11/4/2023).
Ia menegaskan, kenaikan tarif harus memiliki alasan yang kuat. Di satu sisi, menurut Manuara, perkeonomian warga Ibu Kota masih belum stabil.
Karena alasan itu juga Manuara mengaku tak setuju jika tarif layanan Transjakarta naik.
"Ini suasana ekonomi masih susah, kenapa (tarif Transjakarta) harus naik, tidak setuju kami," ucap politisi PDI-P itu.
Ia merasa khawatir jika masyarakat bakal berpindah dari pengguna Transjakarta menjadi pengguna transportasi pribadi karena kenaikan tarif itu.
Manuara lantas berpendapat jika layanan Transjakarta sebaiknya digratiskan.
Pro kontra pengguna Transjakarta
Seorang penumpang Transjakarta bernama Natalia (29) mengaku berkeberatan apabila tarif bus naik.
"Kalau saya pribadi agak keberatan, ya. Karena kan enggak semua orang bisa mampu," kata Natalia saat ditemui di Halte Transjakarta Monas, Selasa (11/4/2023).
Natalia beralasan, tidak semua penumpang transjakarta memiliki pendapatan yang besar.
Dengan tarif Rp 3.500 saat ini, penumpang hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 140.000 per bulan dengan perhitungan pulang-pergi menggunakan transjakarta selama lima hari kerja sepekan atau 20 hari kerja sebulan.
Bahkan, biaya yang dikeluarkan penumpang lebih murah lagi jika berangkat menggunakan transjakarta pada pukul 05.00-07.00 WIB. Sebab, tarif transjakarta pada pukul 05.00-07.00 WIB hanya Rp 2.000.
Namun, jika tarif transjakarta naik menjadi Rp 5.000, penumpang harus mengeluarkan uang lebih banyak, mencapai Rp 200.000 per bulan.
"Kita enggak bisa berpatokan dengan seperti itu," kata dia.
Baca juga: Pro Kontra Wacana Tarif Transjakarta Naik, Penumpang Keluhkan Jumlah Bus Kurang dan Ekonomi Sulit
Jonathan (26) memiliki pendapat lain. Jonathan mengaku tak mempermasalahkan usulan kenaikan tarif transjakarta.
Namun, pelayanan PT Transjakarta, khususnya dari segi kuantitas armada, harus ditingkatkan.
"Untuk kenaikan harga enggak apa-apa, asal armada dan fasilitas busnya ditambah," kata Jonathan saat diwawancarai Kompas.com.