Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Kenaikan Tarif Transjakarta yang Tuai Pro Kontra...

Kompas.com - 14/04/2023, 07:58 WIB
Muhammad Naufal,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

Politisi PKS itu menyinggung soal penumpang yang masih berdesak-desakan di sejumlah halte.

Kemudian, revitalisasi halte Transjakarta juga dinilai menimbulkan masalah baru.

Kedua hal ini merupakan pelayanan Transjakarta yang seharusnya ditingkatkan sebelum meningkatkan tarif layanannya.

Baca juga: Soal Kenaikan Tarif Transjakarta, Anggota Komisi B: Mohon Kualitasnya Ditingkatkan!

Senada dengan Taufik, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Manuara Siahaan menilai tarif Transjakarta tak sepatutnya dinaikkan karena pelayanannya yang belum maksimal.

"Itu, standar pelayanan (Transjakarta) minimal belum teruji, belum baik, enggak setuju kami (jika tarifnya naik)," ucap Manuara melalui sambungan telepon, Selasa (11/4/2023).

Ia menegaskan, kenaikan tarif harus memiliki alasan yang kuat. Di satu sisi, menurut Manuara, perkeonomian warga Ibu Kota masih belum stabil.

Karena alasan itu juga Manuara mengaku tak setuju jika tarif layanan Transjakarta naik.

"Ini suasana ekonomi masih susah, kenapa (tarif Transjakarta) harus naik, tidak setuju kami," ucap politisi PDI-P itu.

Ia merasa khawatir jika masyarakat bakal berpindah dari pengguna Transjakarta menjadi pengguna transportasi pribadi karena kenaikan tarif itu.

Manuara lantas berpendapat jika layanan Transjakarta sebaiknya digratiskan.

Pro kontra pengguna Transjakarta

Seorang penumpang Transjakarta bernama Natalia (29) mengaku berkeberatan apabila tarif bus naik.

"Kalau saya pribadi agak keberatan, ya. Karena kan enggak semua orang bisa mampu," kata Natalia saat ditemui di Halte Transjakarta Monas, Selasa (11/4/2023).

Natalia beralasan, tidak semua penumpang transjakarta memiliki pendapatan yang besar.

Dengan tarif Rp 3.500 saat ini, penumpang hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 140.000 per bulan dengan perhitungan pulang-pergi menggunakan transjakarta selama lima hari kerja sepekan atau 20 hari kerja sebulan.

Bahkan, biaya yang dikeluarkan penumpang lebih murah lagi jika berangkat menggunakan transjakarta pada pukul 05.00-07.00 WIB. Sebab, tarif transjakarta pada pukul 05.00-07.00 WIB hanya Rp 2.000.

Namun, jika tarif transjakarta naik menjadi Rp 5.000, penumpang harus mengeluarkan uang lebih banyak, mencapai Rp 200.000 per bulan.

"Kita enggak bisa berpatokan dengan seperti itu," kata dia.

Baca juga: Pro Kontra Wacana Tarif Transjakarta Naik, Penumpang Keluhkan Jumlah Bus Kurang dan Ekonomi Sulit

Jonathan (26) memiliki pendapat lain. Jonathan mengaku tak mempermasalahkan usulan kenaikan tarif transjakarta.

Namun, pelayanan PT Transjakarta, khususnya dari segi kuantitas armada, harus ditingkatkan.

"Untuk kenaikan harga enggak apa-apa, asal armada dan fasilitas busnya ditambah," kata Jonathan saat diwawancarai Kompas.com.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com