JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Sunersi Handayani mengimbau agar para ibu berhati-hati dalam menyajikan makanan kepada anak.
Sebab, berdasarkan data yang diperoleh Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, penyiapan bahan makanan memengaruhi kondisi stunting.
"Menurut data kami, 50 persen anak stunting berasal dari keluarga yang punya kebiasaan beli masakan jadi," ujar dia di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2023).
Baca juga: Makanan untuk Cegah Stunting Tidak Harus Mahal, Cukup Rp 20.000 Saja
Lebih lanjut, harga masakan jadi biasanya dua kali lipat daripada bahan makanan mentah.
Sebagai contoh, harga sepotong telur dadar adalah Rp 5.000, sementara sebutir telur adalah Rp 2.000.
Bagi beberapa orang, hal tersebut mungkin merepotkan lantaran mereka masih harus mengeluarkan uang untuk membeli minyak goreng.
Kendati demikian, ujar Sunersi, mereka jadi tahu bahan makanan yang disiapkan, serta takaran bumbu yang tepat dan sesuai untuk anak.
"Kebersihan minyaknya juga sudah tahu, sehingga makanan yang disantap anak menjadi lebih sehat," terang Sunersi.
Terkait makanan bergizi seimbang, Sunersi menegaskan bahwa orangtua tidak melulu harus mengeluarkan bujet yang mahal.
Dalam piramida gizi seimbang, ada banyak pilihan sumber protein yang bisa dipilih sesuai dengan bujet yang dimiliki.
"Jadi tidak harus, misalnya, makannya nasi. Tapi bukan berarti enggak boleh makan yang lain. Singkong, misalnya, bisa. Enggak harus yang mahal seperti roti," kata dia.
Baca juga: Strategi Kader Posyandu Sampaikan ke Orangtua yang Anaknya Stunting: Kita Puji Dulu
Kemudian, umbi-umbian lain juga bisa dijadikan sebagai asupan karbohidrat pengganti nasi.
Sunersi tidak menampik, banyak yang masih mengira protein hewani adalah yang paling mahal.
Padahal, imbuh dia, protein hewani bukan hanya daging merah semisal daging sapi atau kambing.
Telur dan daging putih semisal daging ikan dan ayam pun termasuk protein hewani. Harganya tentu lebih ekonomis.
"Kebanyakan ibu-ibu mengartikannya harus makan lauk yang mahal-mahal (untuk gizi seimbang). Padahal dengan yang murah juga bisa," tegas Sunersi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.