Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Daging Murah di Toko GDC Depok, Warga: Harganya Rp 105.000 Per Kg, di Pasar Rp 150.000

Kompas.com - 19/04/2023, 15:38 WIB
M Chaerul Halim,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sejumlah warga rela mengantre panjang di toko daging di kawasan Grand Depok City (GDC) demi mendapatkan harga daging sapi lebih murah dibandingkan harga pasaran.

Warga Pabuaran, Kabupaten Bogor, bernama Yani (45) mengaku, berbelanja daging sapi di toko tersebut lebih hemat karena hanya merogoh kocek Rp 105.000 per kilogram.

Sementara itu, jika membeli daging di pasar tradisional, Yani harus mengeluarkan uang lebih banyak, yakni Rp 150.000 untuk memperoleh satu kilogram daging sapi.

"Di sini agak murah, harganya Rp 105.000 per kilonya. Kalau di pasar kan ada yang jual Rp 140.000 sampai Rp 150.000 per kilonya," kata Yani di lokasi.

Baca juga: Antrean Mengular di Toko GDC Depok, Ratusan Pembeli Incar Daging Rp 105.000 Per Kilogram

Yani mengaku tak masalah harus mengantre panjang untuk mendapatkan daging dengan harga yang lebih murah.

Bagi Yani, berbelanja hemat lebih penting karena uang lebihan itu bisa digunakan untuk keperluan lain.

"Mendingan beli di sini, biarin antre juga, yang penting uangnya ada sisanya bisa buat beli bumbu," ujar dia.

Yani mengaku telah membeli 12 kilogram daging dengan tiga kali antre. Sebab, pengelola toko membatasi maksimal pembelian 4 kilogram daging untuk setiap transaksi.

"Saya beli 12 kilogram, karena pada nitip-nitip. Makanya, saya antre lagi sama nitip ke orang lain yang lagi antre," ujar dia.

Baca juga: Cerita Warga Antre 3 Jam sampai Bolak-balik demi Beli Daging Murah di Toko GDC Depok

Warga Pitara, Pancoran Mas, bernama Ujang (52) mengungkapkan hal serupa.

Ujang mengaku rela mengantre panjang untuk mendapatkan daging murah. Sebab, harga daging sapi di pasar tradisional sudah menyentuh Rp 150.000 per kilogram.

"Harga daging di sini lebih murah dibandingkan di pasar. Perbandingannya, kalau di pasar bisa Rp 150.000 per kilonya. Kalau di sini Rp 105.000," kata Ujang.

Untuk memperoleh daging murah, Ujang mengaku telah mengantre sejak pukul 10.00 WIB dan akhirnya dapat giliran untuk berbelanja pukul 13.03 WIB.

Meski begitu, Ujang tak berkeberatan mengantre berjam-jam.

"Saya total belinya empat kilogram, habis Rp 420.000. Daripada beli di pasar, lebih mahal. Untung-untung bisa hemat," ujar Ujang.

Baca juga: Puncak Arus Mudik di Terminal Kalideres Hari Ini, 6.000 Pemudik Tinggalkan Ibu Kota

Berdasarkan pantauan Kompas.com, antrean calon pembeli mengular dari pintu masuk hingga pelataran depan toko.

Di bawah terik sinar matahari, ratusan calon pembeli menunggu giliran untuk memasuki toko. Bahkan, mereka rela antre hingga berjam-jam.

Pasalnya, karyawan toko membatasi jumlah calon pembeli yang memasuki area toko untuk menghindari penumpukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com