Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita 2 Keluarga Mudik ke Pemalang dengan 1 Bajaj, Berdempetan Demi Hemat Biaya

Kompas.com - 19/04/2023, 19:34 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki musim mudik Lebaran 2023, warga ibu kota mulai meninggalkan Jakarta menuju kampung halaman mereka masing-masing.

Sejumlah warga Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir bajaj, tidak kehabisan akal untuk menghemat biaya mudik ke kampung halaman.

Nur Kholik (33) dan Slamet Sidik (45) yang telah bertahun-tahun menjalani profesi sebagai sopir bajaj, memutuskan untuk mudik menggunakan bajaj.

Nur Kholik dan istrinya Seri Winarni (30), beserta Slamet Sidik dan sang istri Watri (38) melakukan perjalanan dari Jakarta Utara ke Pemalang, Jawa Tengah, dengan satu unit bajaj.

Baca juga: Cerita Warga yang Bawa Burung Kesayangan Mudik, Senang Pelihara Sejak Kecil

Dikutip dari TribunJakarta.com, mereka berempat mulai melakukan perjalanan pada Sabtu (15/4/2023) dini hari.

Tugas untuk mengemudi akan bergantian diemban oleh Nur Kholik dan Slamet Sidik. Sementara tiga orang selain pengemudi akan duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Kedua keluarga ini rela berimpitan di dalam bajaj selama sepuluh jam melintasi jalur Pantai Utara (Pantura) demi menghemat ongkos mudik.

"Perjalanan sekitar 10 jam, kami berempat dari Ancol akan lewat Kalimalang, tembus ke Bekasi, lewat Indramayu, sampai ke Pemalang. Pokoknya jalur pantura," ucap Nur Kholik.

Baca juga: Cerita Warga Ancol Mudik ke Pemalang Pakai Motor Gerobak, Bisa Hemat Bensin

Lebih hemat biaya

Menurut Nur Kholik, dengan menggunakan satu unit bajaj, ia dan Sidik hanya menghabiskan total biaya tidak lebih dari Rp 250.000 untuk perjalanan mudik ke Pemalang.

Nilai tersebut jauh di bawah biaya yang harus ia keluarkan bila menggunakan moda transportasi umum seperti bus ataupun kereta api.

"Kalau naik bus bisa habis banyak, Rp 170.000 sampai Rp 200.000 sekali jalan untuk satu orang. Berarti empat orang bisa habis Rp 800.000 sekali jalan," ujarnya.

Nur Kholik merinci, biaya Rp 250.000 sekali jalan itu, dipergunakan untuk membeli 10 liter Pertalite, biaya makan di perjalanan, serta biaya tak terduga.

Sementara itu Sidik menambahkan, selain untuk menghemat biaya, mudik menggunakan bajaj terkesan lebih santai.

Baca juga: Cerita Warga Hindari Kemacetan Musim Mudik Lebaran 2023, Kapal Laut dan Kereta Api Jadi Pilihan

"Kami sudah bertahun-tahun mengemudikan bajaj jadi sudah merasa nyaman saja mudik dengan bajaj meskipun harus berimpitan," kata Sidik.

Pakai motor gerobak

Tak hanya menggunakan bajaj, warga Pademangan lain, Wagino (52), memilih menggunakan motor gerobak untuk melakukan perjalanan mudik ke Pemalang.

Menurut Wagino, hanya dibutuhkan 20 liter bensin untuk mengantarkan mereka ke Pemalang di Jawa Tengah. Harga satu liter bensin berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 14.500.

“Bensin 20 liter bisa patungan. Ini gerobak motor muatnya enam orang, cuma ini bawa empat, lima sama sopir,” ujar Wagino, dilansir dari TribunJakarta.com.

Baca juga: Puncak Arus Mudik Lebaran, 41.900 Penumpang Telah Berangkat dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen

Menurut dia, mudik menggunakan motor gerobak sangatlah murah mengingat biaya bus untuk satu orang dari Ancol menuju Pemalang bisa mencapai Rp 300.000.

Perjalanan ke Pemalang diperkirakan akan memakan waktu sekitar 9 jam. Jalan yang akan ditempuh adalah jalur pantai utara dengan jarak tempuh sekitar 300 kilometer.

Perjalanan mudik dengan menggunakan moda transportasi yang terbilang unik ini akan dijalankan Wagino dan kelima tetangganya dengan santai.

(Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Acos aka Abdul Qodir, Siti Nawiroh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com