Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Jakarta-Cikampek Macet, "Contraflow" Diberlakukan di Km 47

Kompas.com - 20/04/2023, 09:34 WIB
Tria Sutrisna,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepadatan kendaraan terjadi di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada Kamis (20/4/2023) pagi yang merupakan puncak arus mudik hari kedua menjelang Lebaran 2023.

Rekayasa lalu lintas dengan contraflow atau lawan arus untuk kendaraan dari arah Jakarta mengarah ke Cikampek pun berlakukan kepolisian.

Berdasarkan pemantauan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, kepadatan terlihat di Tol Jakarta-Cikampek Km 47+200 arah Cikampek.

Baca juga: 3 Mobil Tabrakan Beruntun di Tol MBZ, Polisi Terapkan Contra Flow

Sejumlah kendaraan dari arah Jakarta tampak mengantre untuk berpindah ke jalur contraflow Tol Jakarta-Cikampek.

"Situasi arus lalu lintas terkini ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 47+200 menuju Cikampek maupun jalur contraflow terpantau padat," dikutip dari akun @TMCPoldaMetro, Kamis.

https://www.instagram.com/p/CrPVX_2yNn1/?utm_source=ig_web_copy_link


Di sisi lain, arus lalu lintas Tol Jakarta-Cikampek mengarah Ibu Kota terpantau lengang. Tak ada antrean ataupun kemacetan kendaraan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI memprediksi bahwa puncak arus mudik Lebaran 2023 diperkirakan bakal terjadi pada 19 - 21 April 2023.

Peningkatan volume kendaraan pada saat arus mudik diprediksi mulai terjadi sejak H-3 atau Rabu 19 April 2023, sedangkan puncak arus mudik terjadi pada H-1 atau Jumat 21 April 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com