Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan Seharian di Bawah Panas Terik, Penyedia Jasa Tukar Uang Baru Hanya Dibayar Rp 50.000

Kompas.com - 20/04/2023, 16:16 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Pasar Koja Baru, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara menjadi salah satu tempat yang ramai diisi para jasa penukaran uang untuk momen Lebaran.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, mereka menawarkan jasa penukaran uang di sepanjang Jalan Kramat Jaya Raya, Jalan Bhayangkara, bahkan di dalam Pasar Koja Baru.

Mereka rata-rata menggunakan payung hingga topi agar bisa bertahan dari teriknya matahari. Keringat sebesar biji jagung terlihat di dahi Dian (41).

Sesekali dia mengelap keringat tersebut, tetapi tetap saja kembali muncul. Padahal, Dian hanya menggunakan kaus putih dan celana pendek.

Baca juga: Eksistensi Orang Batak di Balik Bisnis Tukar Uang Baru di Jakarta Jelang Lebaran

Dian merupakan salah satu jasa penukar uang yang mangkal di Jalan Bhayangkara. Ia mengaku, baru pertama kali melakoni pekerjaan ini.

"Diajak teman dan karena pada saat itu memang enggak ada pekerjaan, Bang. Jadi, ya apa pun dikerjakan. Yang terpenting, jangan sampai menganggur di rumah," kata Dian saat ditemui Kompas.com di kawasan Pasar Koja Baru, Jakarta Utara pada Kamis (20/4/2023).

Untuk pekerjaan ini, Dian dan rekannya, Risma (49) hanya mendapatkan Rp 50.000 untuk satu hari. Pasalnya, keduanya merupakan hanya "karyawan" lepas yang dipekerjakan oleh seseorang atau bos.

"Iya (ada bosnya) tapi ada juga yang ibaratnya, dia modal sendiri. Kalau saya kan enggak ada, serabutan kerjaannya, dan saya enggak ada modal," tutur Dian.

Baca juga: Jualan Ketupat Tiap Lebaran, Warga: Untungnya Lumayan, Bisa Nambah Uang Dapur

Risma menjelaskan, bos akan memberikan Rp 50.000 dan satu kali makan untuk satu hari.

Jika tidak ada orang yang menukar uang, Dian dan Risma tetap akan mendapatkan Rp 50.000, pun sebaliknya.

"Saya pernah dua hari enggak laku, tetap dikasih Rp 50.000. Kalau misalnya laku banyak, ya tetap, Rp 50.000 juga," ungkap Risma.

Sementara, untuk masa lamanya bekerja, Dian dan Risma mengaku sudah mulai mencari orang yang ingin menukar uang sejak pukul 08.00 WIB.

"Biasanya paling malam jam 22.00 WIB atau 23.00 WIB. Cuma kami kan kadang takut, takutnya ada rampok," ucap Risma.

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Wanita Penyedia Jasa Tukar Uang Dijambret di Kalimalang Bekasi

Risma menyadari bahwa penghasilan Rp 50.000 satu hari merupakan angka yang kecil bagian orang.

Tetapi, baginya, Rp 50.000 merupakan yang yang lumayan untuk keperluan sehari-hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com