Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Oknum TNI Tendang Motor Seorang Ibu yang Bonceng Seorang Anak, Kini Minta Maaf...

Kompas.com - 25/04/2023, 16:48 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota TNI berpakaian loreng kedapatan menendang sepeda motor ibu-ibu yang tengah membonceng seorang anak di Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat.

Aksi yang terjadi pada Senin (24/4/2023) itu terekam dalam sebuah video yang kemudian diunggah ke internet dan viral.

Kompas.com merangkum aksi TNI menendang motor ibu-ibu tersebut di sini:

Oknum ditahan

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda TNI Julius Widjojono mengatakan, oknum prajurit TNI penendang motor ibu-ibu di Bekasi tersebut adalah seorang Prajurit Kepala (Praka) berinisial ANG.

"Oknum prajurit TNI tersebut adalah Praka ANG yang merupakan anggota Denhanud 471 Wing 1 Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat)," ungkap Julius di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (25/4/2023).

Baca juga: Ini Sosok Oknum TNI yang Tendang Motor Ibu-ibu di Bekasi, Seorang Praka Anggota Denhanud 471

Praka ANG kini telah ditahan dan mendapat hukuman disiplin dari atasannya.

Julius menegaskan kepada seluruh prajurit TNI untuk tidak bersikap arogan.

Perintah itu merupakan amanat langsung dari Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

"Sesuai instruksi Panglima TNI, agar prajurit TNI tidak arogan dan tidak menyakiti hati rakyat," tegas Julius.

Sampaikan permintaan maaf

TNI berhasil mengindentifikasi identitas ibu-ibu tersebut, yakni Sri Dewi Kemuning (21).

Pelaku Praka ANG kemudian mendatangi kediaman Sri di daerah Pondok Ranggon, Bekaso, bersama dengan sejumlah anggota TNI lainnya untuk meminta maaf.

Baca juga: Oknum TNI yang Tendang Motor Ibu-ibu di Bekasi Ditahan dan Akan Diproses Hukum

"Saya atas nama pribadi, Praka ANG. Saya mengaku saya salah atas kejadian yang saya lakukan kemarin dan merugikan bapak dan keluarga. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya juga memohon agar bapak beserta keluarga bersedia untuk memaafkan saya dan mendoakan saya agar ke depan hari kami menjadi orang yang lebih baik lagi atas kejadian ini," ungkap Praka ANG dalam sebuah video yang dibagikan akun Twitter TNI Angkatan Udara @_TNIAU.

Permintaan maaf Praka ANG pun diterima oleh ayah Sri. Kendati demikian, ayah Sri mengingatkan Praka ANG untuk tidak lagi mengulangi perbuatannya.

"Ya saya maafkan atas perbuatan sampeyan (kamu) kepada anak saya dan cucu saya. Ya, sekali lagi saya maafkan secara hati nurani, hati paling dalam juga. Kita ini bersaudara semuanya. Tapi, pesan saya cuma satu, jangan diulangi lagi kepada siapa pun. Kalau bisa terakhir kepada anak saya atas perbuatan sampeyan," jelas ayah Sri.

(Penulis : Joy Andre/ Editor : Fabian Januarius Kuwado, Abdul Haris Maulana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com