Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Fakta Kasat Narkoba Polres Jaktim Ditemukan Tewas di Rel Kereta Api

Kompas.com - 30/04/2023, 08:04 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towolio ditemukan tewas di bantaran rel kereta kawasan Pasar Enjo, Pisangan Lama, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023) siang.

Adapun Buddy baru didapuk menjadi Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur pada awal April 2023.

Peristiwa ini telah dikonfirmasi Polres Metro Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Leonardus Harapantua Simarmata menjelaskan, Buddy meninggal dunia karena tertabrak kereta yang melintas pada Sabtu (29/4/2023) pagi.

Baca juga: Kasat Narkoba Polres Jaktim Ditemukan Tewas di Rel Kereta Jatinegara

"Iya betul. Almarhum atau korban adalah Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, usia 56 tahun," ujar Leonardus, Sabtu.

Pada hari yang sama saat insiden itu terjadi, pendalaman terhadap kasus tersebut langsung dilakukan.

Ditemukan sejumlah fakta berkait tewasnya AKBP Buddy Alfrits Towolio, salah satunya dugaan ia bunuh diri.

Berikut Kompas.com rangkum, 10 fakta Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur ditemukan tewas di bantaran rel kereta api, Minggu (30/4/2023):

1. Sejumlah tanda pengenal

Usai peristiwa terjadi, pihak Polres Metro Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya langsung tiba di lokasi.

Penyisiran dilakukan untuk mencari informasi terkait tewasnya salah satu anggota kepolisian itu.

Baca juga: Saat Ditemukan Tewas di Rel Kereta, Kasat Narkoba Polres Jaktim Kenakan Seragam Polri

Ditemukan sejumlah identitas terkait jasad di bantaran rel kereta api, yakni KTP dan juga SIM atas nama Buddy Alfrits Towoliu.

Di bagian keterangan pekerjaan tertulis bahwa berstatus sebagai anggota Polri.

2. Diduga bunuh diri

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menyatakan bahwa Buddy diduga bunuh diri.

Dugaan tersebut mengemuka berdasarkan hasil penyelidikan awal yang dilakukan oleh jajaran penyidik.

Baca juga: Tewas di Rel Kereta, Kasat Narkoba Polres Jaktim Diduga Bunuh Diri

"Didapatkan untuk sementara hari ini, dari langkah-langkah yang kami lakukan ini patut diduga bunuh diri. Sementara ini dalam proses penyelidikan," ujar Trunoyudo kepada wartawan, Sabtu (29/4/2023).

4. Dalami motif bunuh diri

Terkait dengan dugaan Buddy bunuh diri, saat ini pihak kepolisian sedang mendalami motifnya.

Ini untuk mengetahui dengan pasti mengapa Buddy melakukan hal tersebut.

5. Curhat soal penyakit

Trunoyodo mengungkapkan, Buddy sempat bercerita tentang penyakit yang dialaminya sebelum ditemukan meninggal karena diduga bunuh diri.

Seusai serah terima jabatan, Buddy disebut menghadap Kapolres Metro Jakarta Timur untuk meminta izin berobat karena sedang sakit.

Baca juga: Sebelum Bunuh Diri, Kasat Narkoba Polres Jaktim Sempat Curhat Sakit Tak Tertahankan

"Jadi ada percakapan dengan Pak Kapolres menyatakan bahwa sakitnya sudah tak tertahankan lagi dan tidak bisa berbuat apa-apa kalau sakit," ujar Trunoyudo.

Setelah pertemuan itu, Buddy menjalani perawatan dan tindakan medis untuk menyembuhkan penyakit empedu yang dideritanya.

Namun, penyakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Kondisi ini diduga menjadi pemicu Buddy bunuh diri di pelintasan rel daerah Jatinegara.

"Dua minggu lalu baru masuk langsung izin dan kemudian operasi di RS Pondok Indah. Tentu ini jadi bagian dari pada proses penyelidikan kami," kata Trunoyudo.

6. Sempat "ngantor" sebelum tewas

Ternyata, Buddy sempat mendatangi Polres Metro Jakarta Timur pada Sabtu pagi setelah kurang lebih dua pekan menjalani perawatan karena sakit.

"Hari ini, tadi pagi ke kantor, kebetulan di Polres Metro Jakarta Timur," ujar Trunoyudo.

Baca juga: Kasat Narkoba Polres Jaktim Sempat Ngantor Sebelum Bunuh Diri dengan Tabrakkan Diri ke Kereta

Untuk itu, penyidik akan menggali keterangan saksi-saksi di Polres Metro Jakarta Timur dalam rangka menyelidiki motif bunuh diri Buddy

"Nanti kami cari saksi-saksi lagi, dan kejadian di sini kurang lebih dua kilometer dari kantor Polres Metro Jakarta Timur," kata Trunoyudo.

7. Tak ada warga yang melihat Buddy

Warga setempat tidak ada yang melihat Buddy di area rel kereta api tempat tubuhnya ditemukan.

Warga sekaligus pedagang Pasar Enjo, Hamdun (60) mengatakan, warga yang beraktivitas di sekitar lokasi kejadian baru mengetahui bahwa ada seseorang yang tertabrak kereta setelah petugas Stasiun Jatinegara datang.

Baca juga: Warga Tak Perhatikan Aktivitas Kasat Narkoba Polres Jaktim Sebelum Tabrakkan Diri ke Kereta

"Enggak ada yang lihat. Jadi tiba-tiba ramai petugas saja. Awalnya yang menemukan petugas stasiun. Itu sekitar jam 09.30 WIB," ujar Hamdun saat ditemui di lokasi.

Menurut Hamdun, jasad Buddy ditemukan di Jalur 3 rel kereta relasi Jatinegara-Bekasi. Lokasi persis di seberang kios buah Hamdun.

Hal serupa dituturkan oleh Odi Suryadi (55), pedagang di Pasar Enjo.

Dia mengaku baru mengetahui ada seseorang yang tertabrak kereta setelah banyak anggota polisi dan TNI di area rel.

Bahkan petugas meminta terpal dan karung tak terpakai ke kios pedagang untuk menutupi sementara jasad Buddy di rel kereta.

"Enggak ada yang lihat kita-kita juga. Tau-tau banyak petugas, ada polisi sama TNI segala. Itu terpal sama karungnya bekas nutupinnya masih ada. Dari sini itu," kata Odi.

8. Diduga terseret dari jauh

Hamdun menduga korban tertabrak rangkaian kereta dari arah Jakarta dan terseret hingga ke lokasi penemuan.

"Soalnya kalau tertabraknya di sini enggak mungkin di sini ditemukannya. Pasti tertabrak dulu, terus terseret sampai ke sini," kata Hamdun.

9. Masih berseragam

Buddy masih mengenakan seragam dinas Polri saat ditemukan tewas di rel kereta.

"Saya lihat potongannya tergeletak. Kelihatan masih pakai baju dinas polisi berwarna cokelat," ujar Odi.

Selain seragam dinas, terdapat sepatu lars khas anggota TNI-Polri yang masih dipakai Buddy.

"Kan kelihatan celana sama bajunya masih ada. Kelihatan masih pakai sepatu juga yang hitam gede itu juga," kata Odi.

10. Masinis akan diperiksa

Polisi bakal memeriksa masinis kereta api jarak jauh yang diduga menabrak Buddy.

Trunoyudo menyampaikan, permintaan keterangan sebagai saksi dilakukan untuk menyelidiki tewasnya Buddy di rel kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

"Sejauh ini ada satu saksi dari pihak masinis dalam hal ini. Ini akan dilakukan proses pengambilan keterangan," ujar Trunoyudo.

Selain itu, penyidik akan menggali keterangan dari pihak keluarga Buddy dan saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian.

"Di tempat kejadian perkara secara eksternal juga diambil keterangan, dan juga kami akan mendalami secara internalnya pihak keluarga," kata Trunoyudo.

Baca juga: Keluarga Tolak Kasat Narkoba Polres Jaktim Disebut Bunuh Diri, Minta Polisi Telusuri Telepon Seseorang

Kini, kasus tewasnya Buddy tengah didalami oleh jajaran Polres Metro Jakarta Timur bersama Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Sementara itu, jenazah Buddy sudah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati, Sabtu, untuk divisum.

Setelah itu, jenazah dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, untuk disemayamkan sebelum langsung dibawa ke Manado.

"Almarhum dibawa dari RS Polri ke RSPAD Gatot Soebroto untuk semayamkan, karena rencana besok keluarga bawa ke Manado," ujar Cyprus di RS Polri, Sabtu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com