Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Andi Kusniati Kelola Usaha "Seafood" Warisan Ayahnya yang Kini Beromzet Jutaan Rupiah Per Hari

Kompas.com - 30/04/2023, 11:00 WIB
Rizky Syahrial,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Hal itupun berbeda saat restoran Kusniati masih berbentuk tenda. Ia mengatakan, saat itu penghasilannya sangat minim.

Bahkan, dulunya ia hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup tanpa bisa menabung.

Penghasilan Kusniati waktu itu paling banyak hanya mencapai Rp 2 Juta saat weekend. Bahkan di hari kerja, ia pernah mendapat satu hari hanya Rp 200 ribu maksimal.

"Kalau dulu kecil, paling saat malam Minggu itu cuma sampai Rp 1 juta," ungkap dia.

"Maksilmal itu Rp 2 juta. Itupun jarang-jarang, kalau hari biasa paling cuman Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu. Hanya beberapa porsi saja," ucap Kusniati .

Hal ini dikarenakan lingkungan di kawasan Kusniati berjualan saat itu sangat kecil. Bahkan, banyak tikus berlalu lalang.

"Kalau di bawah kecil, banyak tikus banyak apa, sekarang di sini udah enak ya sudah seperti resto elite," terang Kusniati .

Kusniati saat ini tidak lagi memasak seperti dahulu. Ia sudah memiliki 10 orang karyawan.

Kusniati hanya bertugas menawarkan pembeli ketika masuk ke Kawasan Resto Apung. Sedangkan suaminya bertugas mengawasi karyawan ketika sedang memasak.

"Saya enggak, hanya mencatat saja. Kadang ke depan narik tamu gitu menawarkan. Yang memasak karyawan saya ada 10," papar dia.

Kusniati pun merasakan omzet yang perlahan naik di Resto Apung ini. hingga dirinya berani membayar sepuluh orang karyawan.

Bahkan saat ini, ia sudah memiliki banyak langganan. Biasanya pelanggannya memesan kepadanya melalui telepon ketika ingin datang.

Dengan gedung yang disediakan pemerintah ini, ia pun merasa bersyukur. Sebab, pengunjung yang datang semakin ramai dan tertampung.

"Karena tamunya banyak, gampang narik tamunya, ketiga peluang bisnis nya ada karena maksudnya tamu berapa pun ketampung, tempat duduknya ramai," ujar dia.

"Enggak kayak dulu, tikus banyak tamu geli, asap banyak segala macem lah," tukas Kusniati .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com