Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Yudo Andreawan: Ditangkap dan Jadi Tersangka Penganiayaan, Kini Disebut Gangguan Kejiwaan

Kompas.com - 05/05/2023, 08:14 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yudo Andreawan, pria yang ditangkap aparat kepolisian usai membuat onar di sejumlah fasilitas publik batal ditahan. Dia dirujuk ke rumah sakit jiwa karena disebut memiliki gangguan mental, yakni bipolar.

Penyidik mengalihkan penahanan Yudo menjadi perawatan lanjutan di rumah sakit jiwa, atas rekomendasi dari tim dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Dasar peralihan (perawatan) tersebut adalah hasil rekomendasi dokter RS Polri dengan diagnosa bahwa saudara Yudo Andreawan menderita gangguan bipolar," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kamis (4/5/2023).

Menurut Trunoyudo, diagnosa itu disampaikan setelah tim dokter melakukan observasi terhadap Yudo selama lebih dari dua pekan usai ditangkap pada Jumat (14/4/2023).

Baca juga: Polda Metro: Yudo Andreawan Menderita Bipolar

 

Disorot usai mengamuk di stasiun

Yudo mulai menjadi perbicangan hangat masyarakat, setelah dia terlibat cekcok dan ribut dengan penumpang kereta lain di Stasiun Manggarai, pada awal April 2023.

Video yang memperlihatkan Yudo marah dan terlibat keributan itu beredar luas di media sosial. Setelahnya, informasi soal Yudo yang kerap membuat onar mulai bermunculan.

Polda Metro Jaya akhirnya bergerak menyelidikinya dan menangkap Yudo atas dasar laporan kasus penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan.

Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Yuliansyah menjelaskan, laporan itu disampaikan oleh korban sekaligus rekan Yudo, setelah mendapatkan tindak penganiayaan pada awal Januari 2023.

"Jadi rupanya di bulan satu ada pelapor yang melaporkan dia atas Pasal 335 dan 351 KUHP. Ternyata yang bersangkutan juga melakukan rusuh sana-sini," kata Yuliansyah, Jumat (14/4/2023).

Baca juga: Hasil Observasi Dokter, Yudo Andreawan yang Sering Mengamuk Dipastikan Gangguan Jiwa

Di sisi lain, penindakan terhadap Yudo juga sebagai tindak lanjut atas keluhan sejumlah masyarakat di media sosial.

Yudo disebut sudah berkali-kali membuat keributan di banyak tempat dan meresahkan banyak pihak.

"Akhirnya Polda Metro bergerak yang mana yang cepat, kami duluan yang tangkap dari Subdit Ranmor," kata Yuliansyah.

 

Pernah memaki polisi hingga ganggu dokter gigi

Usai penangkapan dan penetapan tersangka itu, penyidik mendalami lagi informasi soal perbuatan-perbuatan Yudo yang beredar di media sosial.

Salah satunya, dugaan melawan aparat penegak hukum yang sedang menjalankan tugasnya. Penelusuran dilakukan karena beredar video Yudo yang memaki anggota kepolisian saat hendak menengahi perselisihan.

Baca juga: Punya Gangguan Kejiwaan, Yudo Andreawan Tak Ditahan dan Dirawat di RSJ Grogol

"Mungkin rekan-rekan juga ada viral video dia memaki-maki anggota kepolisian. Itu semua lagi kita kumpulkan," kata Yuliansyah.

Dalam proses penyelidikan, penyidik juga mendapat informasi bahwa Yudo pernah berbuat onar karena terobsesi dengan seorang dokter gigi berinisial APR.

Dari obsesi itu, Yudo berhalusinasi bahwa dia telah menjalin hubungan dengan dokter gigi dan bakal menjalani pernikahan.

"Padahal mereka belum saling kenal, tapi si Yudo terobsesi sekali dan mungkin berhalusinasi seakan-akan sudah pacaran," jelas Yuliansyah.

Meski begitu, Auliansyah menyebut bahwa jajarannya belum akan mencari tahu keberadaan sosok dokter gigi itu. Sebab, kepolisian masih fokus menangani perkara pidana Yudo sambil menghimpun informasi soal keonaran lain yang dilakukannya.

Baca juga: Polisi Sebut Yudo Andreawan Dirujuk ke RSJ karena Derita Bipolar, Apa Itu?

"Informasi yang kami dapat lebih dari 3 dia. Ada mungkin berselisih di jalan dan atau sebagainya. Bahkan juga ada yang terjadi katanya di luar Jakarta. Itu juga kami kumpulkan," tutur Yuliansyah.

 

Kini didiagnosa menderita bipolar

Saat proses penyelidikan dan penyidikan, Yudo sempat mengaku memiliki gangguan kejiwaan dan berada di bawah pengawasan dokter. Hal itu dia buktikan dengan menunjukkan obat-obatan yang dikonsumsinya kepada penyidik.

Atas dasar itu, Polda Metro Jaya akhirnya membawa Yudo ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diobservasi terkait kondisi kesehatan kejiwaannya.

Dari situ, tim dokter mendiagnosis Yudo mengalami bipolar atau gangguan kejiwaan yang mempengaruhi suasana hati.

Bersamaan dengan itu, tim dokter merekomendasikan Yudo untuk dirawat lebih lanjut di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan, yang berada di wilayah Grogol, Jakarta Barat.

"Hasil dari observasi yang dilakukan dokter di RS Kramat Jati selama 20 hari kemarin adalah merekomendasikan yang bersangkutan untuk dirawat lanjutan di RSJ," kata Yuliansyah.

Yuliansyah menegaskan bahwa penyidik akan tetap melengkapi berkas perkara kasus penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan yang menjerat Yudo.

Dia pun memastikan bahwa pihak rumah sakit akan tetap berkoordinasi dengan penyidik berkait penanganan dan perawatan kondisi kejiwaan Yudo.

"Penyidik akan tetap melakukan pemberkasan untuk kami limpahkan ke Jaksa Penuntut Umum. Kami akan berkoordinasi dengan JPU," kata Yuliansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com