JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengusaha Gerry Tanuwidjaya (38) menjadi korban percobaan pembunuhan berencana yang didalangi oleh Lusiana, yang kini sudah menjadi mantan istrinya.
Bukan hanya Lusiana, eks anggota TNI bernama Devan Andriawan (DPO), dan dua pria lain yakni Berry dan Armindo (DPO) turut terlibat dalam kasus tersebut.
Gerry tidak terlalu memperhatikan keseharian Lusiana karena ia selalu disibukkan dengan profesinya sebagai seorang pengusaha.
"Ternyata, istrinya ini berselingkuh dengan salah seorang pecatan TNI yang bernama Devan Andriawan. Ternyata, perselingkuhan ini sudah berlangsung lama. Pada saat perselingkuhan, masih tercatat (sebagai anggota TNI," kata kuasa hukum Gerry, Beni Daga saat dihubungi Kompas.com pada Senin (8/5/2023) malam.
Perselingkuhan ini diketahui Gerry setelah Devan menjadi salah satu orang yang diselidiki Danton TNI. Dalam proses tersebut, gawai Devan disita dan diperiksa.
"Ternyata di dalam handphone-nya ditemukan banyak sekali foto di mana antara Devan dan istri dari klien saya ini. Foto, kemudian video hubungan badan, lalu chating," ujar Beni.
"Klien saya ini, selain dia sebagai pengusaha, dia pasti punya teman banyak. Nah, dia dapat info, entah dari siapa dan dari siapa, dapat info, ternyata istrinya punya hubungan dengan Devan," ungkap Beni melanjutkan.
Setelah ketahuan, Lusiana mulai mengatur strategi untuk membunuh Gerry. Motifnya hanya satu, yakni menguasai aset suaminya berupa rumah dan beberapa usaha lainnya.
Lusiana berinisiatif membangun komunikasi dengan Devan dan mereka pada saat itu mencari pembunuh bayaran untuk mengeksekusi Gerry.
Baca juga: Ingin Kuasai Rumah, Lusiana Sewa Orang untuk Bunuh Suaminya Setelah Ketahuan Selingkuh
Dalam pertemuan dengan calon eksekutor atau pembunuh bayaran, Lusiana dan Devan bernegosiasi tentang nominal yang harus mereka bayar untuk satu nyawa.
"Pembunuh bayaran minta supaya dibayar Rp 500 juta pada saat itu. Karena mereka tidak mampu, tidak sanggup Rp 500 juta, pembunuh bayaran meminta supaya dibayar dimuka setengahnya, Rp 250 juta," imbuh Beni.
Tetapi, keduanya juga tidak sanggup, alhasil Lusiana dan Devan mencari pembunuh bayaran lainnya. Akhirnya, mereka mendapat dua pembunuh bayaran yang bernama Berry dan Armindo.
Meski dalam keadaan bersitegang karena ketahuan selingkuh, pada suatu malam Lusiana berinisiatif mengajak Gerry pergi makan di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Usai menyantap, Gerry mengetahui Lusiana berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon dan mendengar pembicaraan istrinya yang berkata, "kita sudah jalan ya."
Baca juga: Kronologi Lengkap Kasus Istri Jadi Otak Percobaan Pembunuhan Berencana Suami lalu Buron 7 Tahun
Gerry dan Lusiana berpindah tempat. Dengan mengendarai mobil, keduanya beranjak dari Ancol menuju PIK.