Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Korban Pelecehan yang Diajak “Staycation” Disorot Publik, Pelaku ke Mana?

Kompas.com - 17/05/2023, 16:17 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - AD, karyawati sebuah pabrik di Cikarang, Jawa Barat, mendapat cibiran warganet usai menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh bosnya.

Wanita berusia 23 tahun itu dihujani beragam perkataan tidak pantas di media sosial saat dirinya tampil di hadapan publik usai memberi keterangan di kantor polisi.

Tak sedikit warganet yang menuduh korban sebagai “pro player” sehingga wajar jika mendapat pelecehan dari atasannya.

Tindakan menyudutkan korban pelecehan seksual ini dikecam oleh berbagai pihak, termasuk Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Perempuan Satyawanti Mashudi.

Menurutnya, korban malah mengalami kekerasan berlapis dengan adanya cibiran tersebut.

Baca juga: Perkara Bos Ajak Karyawati Staycation Diambil Alih Bareskrim, Polisi: Kasus Serupa Terjadi di Tempat Lain

Kondisi ini disebut sebagai “victim blaming” dan dapat berakibat buruk terhadap mental korban.

"Kondisi ini malah semakin menyudutkan perempuan korban karena mendapatkan stigma dan mengalami kekerasan berlapis," ucap Satyawanti kepada Kompas.com, Selasa (16/5/2023).

Korban seharusnya mendapat apresiasi dan dukungan atas keberaniannya mengungkap dugaan pelecehan tersebut.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa AD diajak oleh bosnya berinisial H untuk menginap atau staycation sebagai syarat perpanjangan kontrak kerja.

Menurut aktivis perempuan dan konsultan gender, Tunggal Pawestri, langkah yang diambil AD termasuk jarang dilakukan oleh perempuan korban pelecehan.

Baca juga: Belajar dari Kasus Karyawati Diajak Staycation Bos, Lakukan Ini jika Mengalami Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

"Biasanya mereka (korban pelecehan) cenderung menutup atau hanya menceritakan ke teman-teman terdekat atau di lingkaran kerjanya," ujar Tunggal, Selasa.

"Saya apresiasi karena korban berani untuk melaporkan kasus ini secara terbuka," imbuhnya.

Di saat perhatian tertuju kepada korban, pelaku malah terkesan lolos dari sorotan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com