"Orang rumah sakit bilang 'sudah di belakang', ternyata itu di kamar mayat, sudah ditutup selimut," ujar dia.
Ketika sampai di kamar mayat, isak tangis keluarga Heri sempat pecah. Lasmiati masih ingat betul kondisi kamar mayat saat itu.
"Ada empat jenazah berjajar, saya ke sana Ya Allah kata saya, bahkan ada darah anak saya yang masih menetes di lantai. Saya kagetnya di situ," kata dia.
Jasad Heri kata Lasmiati ada di bagian dekat pintu kamar mayat. Posisinya keempat jenazah sudah tertutup kain putih.
Lasmiati mengatakan, saat itu di depan kamar mayat, banyak sekali dosen Trisakti dan mahasiswa yang berjaga.
Hal itu dikarenakan ada desas-desus jika keempat jasad tersebut akan diculik dan dihilangkan oleh aparat.
"Dijaga oleh pihak kampus, dosen dan teman-temannya. Karena saat itu ada isu mau dihilangkan dan mau culik jasadnya, takut itu diculik sama aparat jadi hilang ceritanya dan buktinya," ucap dia.
Baca juga: Saat Ganjar Kenang Tragedi Trisakti 25 Tahun Lalu...
Usai semua orang tua datang menengok ke kamar mayat, jasad satu persatu dimandikan oleh pihak rumah sakit.
Setelah itu, keempat jasad korban langsung dibawa oleh pihak kampus ke Trisakti untuk dishalatkan.
Menurut Lasmiati, ketika keempat jenazah dishalatkan, banyak tokoh politik maupun pemerintah yang datang saat itu.
"Banyak yang datang tokoh di situ, Amien Rais, Megawati, Wiranto, ada yang lainnya," ucap Lasmiati.
"Itu di kampus A. Malam kan tuh, sampai pagi di kampus, baru dibawa ke rumah saya jam 06.00 WIB kalau enggak salah," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.