Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampakan Selokan Maut Tempat Hanyutnya Balita di Pamulang, Kedalaman Satu Meter dan Tanpa Pembatas

Kompas.com - 22/05/2023, 14:46 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Selokan maut tempat hanyutnya balita berinisial D (4) di Pondok Cabe, Pamulang, memiliki kedalaman sekitar satu meter. Tidak ada pembatas antara selokan dengan badan jalan.

Lebar selokan jauh lebih besar dari seorang anak yang baru berusia 4 tahun. Pijakan di sekitar selokan juga berlumut dan licin.

"Ukuran selokan tempat anak terpeleset itu 2x3 meter," kata Kepala Pelaksana Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel Sutang Supriyanto saat diwawancarai di rumah duka korban kawasan Pondok Cabe, Tangsel, Senin (22/5/2023).

Baca juga: Jasad Balita yang Hanyut di Selokan Pamulang Ditemukan 4,5 Kilometer dari TKP

Kepada Kompas.com, warga sekitar menuturkan, saat peristiwa naas itu terjadi, kondisi sedang hujan deras dan air mulai naik.

Saat banjir, ketinggian air mencapai dua meter jika diukur dari kedalaman selokan sampai ke pembatas jalan.

"Tadinya mah (korban) enggak main dekat got, itu semakin ke got kan dalam hampir dua meter (tingginya)," kata warga sekitar, Diana.

"Kalau hujan, gotnya itu enggak terlihat, sejajar sama jalanan," tambahnya.

Diana berujar, D nyaris ditolong oleh warga yang mengetahui korban terpeleset di selokan tersebut.

Sayangnya, warga yang sempat memegang tangan D, tidak berhasil menarik korban ke permukaan.

Baca juga: Hujan Deras, Ayah dan Anak Hanyut di Selokan Pamulang

"Iya sempat ditolongin cuma lepas, itu warga depan rumah, sempat dipegang, licin, kan arusnya kencang banget di situ," katanya.

Sebagai warga yang sudah tinggal puluhan tahun di Pondok Cabe, ia berharap adanya tindakan dari pemerintah setempat.

Berangkat dari kekhawatiran, Diana dan warga sekitar ingin ada pembatas di setiap selokan.

"Penginnya sih ditutup juga itu, solusinya, takutnya bocah kan lama-lama lupa nanti main ke situ, saat banjir kan enggak kelihatan, rata," ucap dia.

Sebagai informasi, D ditemukan dalam radius 4,5 kilometer pada pukul 11.40 WIB setelah dinyatakan hilang sejak 17.00 WIB.

Ayah D, R yang berusaha menolong anaknya, juga ikut hanyut terbawa arus. R ditemukan pukul 20.00 WIB di radius 3 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com