Ibunda Ucok, Damaris Hutabarat, disebut kerap tenggelam dalam kesedihan setiap kali ia melihat foto anak lelakinya yang diabadikan di permukaan bongkahan marmer dan dipajang di lantai satu kediaman Paian sekeluarga.
Belum lagi Damaris tidak kuasa melihat barang-barang peninggalan anak keduanya itu.
Paian pun tidak tega karena kesedihan terus merundung Damaris selama 25 tahun, hingga sang istri tutup usia pada Februari 2023 lalu.
"Barang-barang Ucok saya sembunyikan karena istri masih suka nangis. Masih sedih sampai akhir hayatnya," ujar Paian.
Baca juga: Hingga Akhir Hayatnya Ibunda Ucok Siahaan Dirundung Sedih Setiap Lihat Barang-barang Anaknya...
Pada akhir 1997, keluarga Ucok pindah dari Ciputat ke Depok.
Namun, Ucok memutuskan indekos dekat kampusnya di STIE Perbanas, Jakarta. Dia bahkan tidak sempat tinggal di Depok bersama keluarga.
Karena itu, beberapa barang yang tidak dibawa ke rumah kos akhirnya disimpan rapi di kamar yang sudah disediakan untuk Ucok.
"Gitar masih disimpan, di atas lemari. Baju-bajunya juga di dalam lemari, ada juga buku-buku kuliah. Pokoknya barang yang enggak dibawa waktu ngekos," kata Paian.
Semasa era Orde Baru, Soeharto melakukan segala cara untuk mempertahankan kuasanya.
Ia meredam segala kritik yang ditujukan, bahkan dengan lewat cara kekerasan. Sejumlah aktivis diculik.
Baca juga: Keluarga Aktivis 98 Ucok Siahaan Pernah Diteror, Diikuti dan Ditelepon Orang Asing
Beberapa dilepaskan, namun sebagian tak pernah kembali hingga kini.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat, terdapat 23 orang telah dihilangkan oleh negara.
Dari angka penculikan tersebut, satu orang dinyatakan meninggal, yaitu Leonardus Gilang, sembilan orang dilepaskan, dan 13 lainnya masih menghilang sampai saat ini.
Dari 13 aktivis yang statusnya masih sebagai orang hilang, salah satunya adalah Ucok Munandar Siahaan.
Menurut kesaksian seorang temannya dan Paian, Ucok diculik beberapa hari sebelum ulang tahunnya dan dilaporkan terakhir terlihat pada 10 Mei 1998 sekitar pukul 20.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.