Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa "Salesperson" dan Sopir Taksi yang "Getok" Tarif Rp 900.000 di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 25/05/2023, 18:09 WIB
Firda Janati,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Polresta Bandara Soekarno-Hatta tengah menyelidiki kasus penumpang taksi "digetok" tarif Rp 900.000 di Bandara Soekarno-Hatta.

Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Kompol Reza Fahlevi mengatakan, pihaknya telah memeriksa dua orang dalam kasus ini.

"Polresta Bandara Soekarno-Hatta menyikapi langsung dengan cepat, di antaranya adalah melakukan pemeriksaan terhadap dua orang," kata Reza di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Naik Taksi dari Bandara Soekarno Hatta ke Mal Kokas, Penumpang “Digetok” Bayar Rp 900.000

Dua orang tersebut adalah oknum salesperson dan sopir taksi.

"HS perannya sebagai salesperson yang menawarkan kepada korban yang memakai sarana angkutan umum, sementara RS sebagai pengemudi dari kendaraan," ujar Reza.

Reza menuturkan, polisi hingga kini masih memeriksa HS dan RS untuk mencari tahu ada atau tidaknya tindakan yang mengarah ke unsur pidana.

"Proses yang kami sudah lakukan, kami masih mendalami terkait unsur tindak pidana itu," tutur dia.

Baca juga: Polisi Disebut Tangkap Salesperson dan Sopir Taksi yang Getok Tarif Rp 900.000

Saat ini, HS dan RS belum ditetapkan sebagai tersangka. Polisi masih mengumpulkan keterangan saksi.

"Kami masih dalam tahap penyelidikan dan pengumpulan informasi dari para saksi maupun bukti lainya," ujar Reza.

Lebih lanjut, Reza berujar, sampai saat ini, penumpang yang menjadi korban belum melapor  secara resmi ke polisi.

Meski demikian, polisi dan otoritas Bandara Soekarno-Hatta akan menertibkan salesperson yang tidak terdaftar secara resmi.

"Tetapi kami sudah berkoordinasi dengan pihak AP II selaku pengelola bandara dan Avsec setempat untuk melakukan penertiban terkait adanya aktivitas sales yang tidak terdaftar," jelas dia.

Baca juga: Pengelola Bandara Soekarno-Hatta: Kasus Penumpang Taksi Digetok Tarif Rp 900.000 Ditangani Polisi

Sebelumnya, seorang penumpang bernama Feli mengunggah konten yang menceritakan pengalamannya "digetok" harga Rp 900.000 untuk perjalanan dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta menuju Mal Kota Kasablanka.

Mulanya ia tidak menaruh curiga terhadap si oknum. Sebab, oknum salesperson yang menawarkan kendaraan itu memiliki tutur kata selayaknya salesperson taksi resmi.

Sebelum sepakat menggunakan kendaraan dari si oknum, Feli menanyakan tarif taksi dari Bandara Soekarno-Hatta ke tempat tujuannya.

Namun, oknum salesperson tersebut meminta Feli bertanya kepada sopir taksi ketika sampai di tempat tujuan.

Baca juga: Digetok Tarif Taksi Rp 900.000 di Bandara Soekarno Hatta, Korban Minta Oknum Salesperson Ditertibkan

Feli kaget karena ditagih Rp 900.000 ketika sampai di tempat tujuan. Dia pun enggan membayar dengan tarif yang diminta.

Karena telah biasa menggunakan taksi resmi sehingga tahu fixed rate-nya, Feli hanya membayar Rp 400.000.

Feli mengaku telah dihubungi pihak berwajib soal peristiwa yang menimpanya pada Selasa (23/5/2023) lalu.

Setelah unggahan itu viral, Polresta Bandara Soekarno-Hatta langsung mengusut kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com