Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Oknum "Salesperson" Taksi Liar di Bandara Soekarno-Hatta Beraksi, Penumpang Digetok Tarif Rp 900.000

Kompas.com - 26/05/2023, 07:46 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Modus taksi liar di Bandara Soekarno-Hatta ternyata masih ada. Feli, menceritakan pengalamannya "digetok" tarif Rp 900.000 dari salesperson taksi liar.

Dalam pengakuannya kepada Kompas.com, Feli sudah beberapa kali menggunakan armada taksi dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Jakarta.

Namun, baru kali ini dia terkena jebakan salesperson taksi liar. Alhasil, dirinya hampir "diperas" tarif melebihi yang biasa dia bayarkan.

Agar tidak banyak korban, Feli menceritakan pengalaman kurang menyenangkan yang dialaminya melalui konten media sosial.

Baca juga: Naik Taksi dari Bandara Soekarno Hatta ke Mal Kokas, Penumpang “Digetok” Bayar Rp 900.000

Konten tersebut pun viral. Polisi dan pihak Bandara Soekarno-Hatta bergerak cepat mengusut kasus tersebut.

Terpancing kata manis

Setelah keluar dari gate bandara di Terminal 3, Feli menuju ke counter taksi. Sesampainya di sana, ia didekati oleh salesperson taksi yang menawarkan jasa taksinya.

Salesperson tersebut mengarahkan Feli ke sebuah taksi bandara dan mengatakan untuk menanyakan langsung tarif taksi ketika sampai di tempat tujuan kepada sopir.

Feli pun tidak menarih curiga terhadap si oknum. Sebab, oknum sales yang menawarkan kendaraan itu, memiliki tutur kata selayaknya sales taksi resmi.

Baca juga: Polisi Disebut Tangkap Salesperson dan Sopir Taksi yang Getok Tarif Rp 900.000

"Oknum sales ini juga dia berdiri dan memiliki gestur serta tutur kata yang mirip dengan sales biasanya," ujar Feli kepada Kompas.com, Kamis.

Feli pun kaget karena ditagih sampai Rp 900.000 ketika sampai di tempat tujuan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Mal Kota Kasablanka.

Dia pun enggan membayar dengan tarif yang diminta. Karena telah biasa menggunakan taksi resmi sehingga tahu fixed rate-nya, Feli hanya membayar Rp 400.000.

Minta ditertibkan

Feli berharap pihak berwenang melakukan penertiban. Ia khawatir kejadian itu menimpa kepada seseorang yang belum mengetahui rerata tarif normal taksi bandara.

"Harapan saya dilakukan penertiban supaya enggak banyak korban karena kejadian-kejadian itu bisa terjadi (kembali) terutama untuk orang-orang daerah," tuturnya.

Feli mengingatkan penumpang lain agar tidak tergiur tawaran dan lebih tegas menolak tawaran selain dari salesperson taksi resmi.

Baca juga: Digetok Tarif Taksi Rp 900.000 di Bandara Soekarno Hatta, Korban Minta Oknum Salesperson Ditertibkan

Menurut Feli, tipikal masyarakat Indonesia yang ramah menjadi celah oknum dalam memanfaatkan kesempatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com