Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RW: Macet di Condet Depan GIS Merugikan Orang yang Sedang "Emergency"

Kompas.com - 06/06/2023, 10:53 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 03 Bale Kambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Aan Noermansyah mengeluhkan macet yang kerap terjadi saat jam rawan antar-jemput sekolah di area Sekolah Dasar Global Islamic School (GIS).

Menurutnya, kemacetan ini bisa merugikan bagi orang baru yang kebetulan melintas di area tersebut.

Apesnya lagi ketika ada kendaraan emergency yang terjebak macet karena tidak tahu jam-jam padat kawasan itu. 

Baca juga: Warga Sebut GIS Condet Sekolah Elite, Parkir Sulit, Macet Tiap Hari akibat Antar Jemput Siswa

"Itu bisa merugikan seseorang yang sifatnya emergency tapi orang itu enggak tahu lokasi," ucap Aan kepada Kompas.com, Senin (5/6/2023).

Kata Aan, bagi pengendara yang sudah tahu situasi dan kondisi di lapangan, tentunya akan memilih alternatif jalur lain, atau berangkat di waktu-waktu lengang.

"Kalau orang sudah tahu jalannya dan tahu jamnya, mungkin dia bisa cari alternatif. Kalau orang yang nggak tahu jam macetnya, dan dia ada emergency, kena macet dong," ucap Aan lagi.

Sebab, kata Aan, bila sudah jam rawan, semua jalur bisa dilanda macet, hingga ke gang kecil sekitar.

Baca juga: Kena Macet Tiap Hari di Depan GIS Condet, Warga Minta Sekolah Tambah Lahan Parkir

"Kalau Global macet, titiknya, dari mulai belokan Balai Rakyat sampai ke Jalan Dermaga di RT 01 sama RT 10. Kalau seandainya benar-benar penuh sampai Jalan Gardu depan Rindam," terang Aan lagi.

Keluhan lain juga disampaikan oleh Zain, Ketua RT 01/03. Ia menilai, ketika berkendara di sekitaran GIS saat jam rawan, kemacetan bisa terjadi hingga sekitar 500 meter dari area SD GIS menuju Cililitan, atau sebaliknya.

"Lumayan bisa setengah kilo bisa lebih, sampai (Geprek) Bensu (arah Cililitan), tapi nggak sampai SMP-SMA nya, dia kan juga diatur ya jadi putarannya cepat tapi kadang ya merayap, lalu lintas juga tambah padat," tutur Zain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com