JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Pluit yang diinisiasi eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mangkrak sejak 2015.
Jalan layang yang menghubungkan Pluit dengan kawasan komersil Green Bay di Jakarta Utara ini ditargetkan membentang sepanjang kurang lebih 10 kilometer.
Namun, hingga kini baru sekitar 3 kilometer jalan yang selesai dibangun.
Proyek ini cukup kontroversial karena dinilai berpotensi merusak badan tanggul Pluit sehingga menyebabkan banjir.
Baca juga: Bermain Halang Rintang di JLNT Pluit, Proyek Mangkrak Warisan Ahok
Kompas.com menyambangi jalan layang tersebut pada Selasa (6/6/2023). Kami mulai memasuki JLNT Pluit melalui Jalan Pluit Barat Raya, dekat toko audio mobil bernama Venom Auto Garage.
Kondisi jalan sebelum masuk area JLNT Pluit bukanlah aspal, melainkan kerikil-kerikil kecil. Terdapat batang pohon kira-kira berukuran dua meter tergeletak di sisi kanan.
Saat memasuki JLNT, terdapat gundukan tanah setinggi kurang lebih 60 centimeter yang bercampur dengan sampah dan karung berisi puing-puing.
Untuk memasuki area JLNT Pluit, tidak seperti JLNT pada umumnya yang hanya sekadar lewat begitu saja. Kompas.com harus menaiki gundukan tanah tersebut.
Tetapi, ada "rintangan" lain setelah gundukan tanah, yakni separator jalan yang membentang secara tidak beraturan untuk menutupi pintu masuk JLNT Pluit.
Baca juga: Kondisi JLNT Pluit Warisan Ahok, Ditumbuhi Tanaman Liar dan Jadi Tempat Buang Sampah
Ada beberapa cara untuk melewati separator jalan tersebut, yakni mencari pijakan agar dengan mudah melangkahinya atau memaksakan badan demi masuk ke celah sempit antar separator.
Pembuangan sampah "tersembunyi"
Di luar pembatas JLNT Pluit, terdapat sejumlah pohon yang tumbuh besar sehingga membuat JLNT Pluit sedikit rindang.
Sayangnya, setelah ditelusuri lebih dalam, di luar pembatas JLNT Pluit ini menjadi tempat "tersembunyi" pembuangan sampah.
Sampah-sampah ini beragam jenis, di antaranya limbah plastik, minum botol beralkohol, baju bekas, hingga gelas kaca.
Bahkan, Kompas.com sempat menemukan kayu yang sudah lapuk. Kondisinya basah dan di sela-sela serat kayu tersebut banyak rayap.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.